There is a connection here when we

There is a connection here when we recognize that sin is self-justifying, and that the theme of self-justifying ideologies is high on the postmodern agenda. Whether looked at personally or collectively, the ‘essence’ is the same. Self-justification closes the road to accepting divine grace. Luther’s question, ‘How do I find a God of grace?’ has been raised time and again in theological doctrine as well as piety. Without losing sight of this question, the contemporary question of how we find God in a world of self-justifying powers, can also be fruitfully raised. This is especially so when we see the contemporary paradox of talk about progress while at the same time there is a series of global crises (war, poverty, terror, ecological stress, cultural clashes) dominating the news.20 We should not remove the question of sin from our personal responsibility; but neither should we remove this question from ideological structures and movements. Personal sin and social injustice in a variety of forms are not disappearing. Postmodernism closes some doors but opens other doors for talking about sin (and other theological themes).

Results (Indonesian) 1:

Ada koneksi di sini ketika kita mengakui bahwa dosa diri justifying, dan tema diri justifying ideologi tinggi dalam agenda postmodern. Apakah memandang secara pribadi atau kolektif, 'inti' adalah sama. Pembenaran diri menutup jalan untuk menerima kasih karunia ilahi. Luther pertanyaan, 'Bagaimana cara menemukan kasih karuni Tuhan?' telah diangkat waktu dan lagi dalam doktrin teologi serta kesalehan. Tanpa kehilangan pandangan dari pertanyaan ini, kontemporer pertanyaan tentang bagaimana kita menemukan Allah dalam dunia diri justifying kekuatan, dapat juga bermanfaat dibangkitkan. Ini adalah terutama jadi ketika kita melihat paradoks kontemporer berbicara tentang kemajuan sementara pada saat yang sama ada serangkaian krisis global (perang, kemiskinan, teror, stres ekologi, budaya bentrokan) mendominasi news.20 kita harus tidak menghapus pertanyaan tentang dosa dari tanggung jawab pribadi kita; tapi begitu kita harus menghapus pertanyaan ini dari ideologi struktur dan gerakan. Dosa pribadi dan ketidakadilan sosial dalam berbagai bentuk tidak menghilang. Postmodernisme menutup beberapa pintu namun membuka pintu lain untuk berbicara tentang dosa (dan tema teologi lainnya).

Results (Indonesian) 2:

Ada koneksi di sini ketika kita menyadari bahwa dosa adalah membenarkan diri, dan bahwa tema ideologi yang membenarkan diri yang tinggi pada agenda postmodern. Apakah memandang pribadi atau kolektif, 'inti' adalah sama. Pembenaran diri menutup jalan untuk menerima rahmat ilahi. Pertanyaan Luther, 'Bagaimana saya menemukan Allah kasih karunia?' telah mengangkat waktu dan lagi dalam doktrin teologis serta kesalehan. Tanpa mengabaikan pertanyaan ini, pertanyaan kontemporer bagaimana kita menemukan Tuhan dalam dunia kekuasaan membenarkan diri, juga bisa yang bermanfaat mengangkat. Hal ini terutama terjadi ketika kita melihat paradoks kontemporer pembicaraan tentang kemajuan sementara pada saat yang sama ada serangkaian krisis global (perang, kemiskinan, teror, stres ekologi, bentrokan budaya) mendominasi news.20 yang Kita tidak harus menghapus pertanyaan dosa dari tanggung jawab pribadi kita; tetapi tidak harus kita keluarkan pertanyaan ini dari struktur ideologi dan gerakan. dosa pribadi dan ketidakadilan sosial dalam berbagai bentuk tidak menghilang. Postmodernisme menutup beberapa pintu tapi membuka pintu lain untuk berbicara tentang dosa (dan tema teologis lainnya).