Jonathan Harker's Journal Continued

Jonathan Harker's Journal Continued

5 May.--I must have been asleep, for certainly if I had been fully awake I must have noticed the approach of such a remarkable place. In the gloom the courtyard looked of considerable size, and as several dark ways led from it under great round arches, it perhaps seemed bigger than it really is. I have not yet been able to see it by daylight.

When the caleche stopped, the driver jumped down and held out his hand to assist me to alight. Again I could not but notice his prodigious strength. His hand actually seemed like a steel vice that could have crushed mine if he had chosen. Then he took my traps, and placed them on the ground beside me as I stood close to a great door, old and studded with large iron nails, and set in a projecting doorway of massive stone. I could see even in th e dim light that the stone was massively carved, but that the carving had been much worn by time and weather. As I stood, the driver jumped again into his seat and shook the reins. The horses started forward, and trap and all disappeared down one of the dark openings.

I stood in silence where I was, for I did not know what to do. Of bell or knocker there was no sign. Through these frowning walls and dark window openings it was not likely that my voice could penetrate. The time I waited seemed endless, and I felt doubts and fears crowding upon me. What sort of place had I come to, and among what kind of people? What sort of grim adventure was it on which I had embarked? Was this a customary incident in the life of a solicitor's clerk sent out to explain the purchase of a London estate to a foreigner? Solicitor's clerk! Mina would not like that. Solicitor, for just before leaving London I got word that my examination was successful, and I am now a full-blown solicitor! I began to rub my eyes and pinch myself to see if I were awake. It all seemed like a horrible nightmare to me, and I expected that I should suddenly awake, and find myself at home, with the dawn struggling in through the windows, as I had now and again felt in the morning after a day of overwork. But my flesh answered the pinching test, and my eyes were not to be deceived. I was indeed awake and among the Carpathians. All I could do now was to be patient, and to wait the coming of morning.

Just as I had come to this conclusion I heard a heavy step approaching behind the great door, and saw through the chinks the gleam of a coming light. Then there was the sound of rattling chains and the clanking of massive bolts drawn back. A key was turned with the loud grating noise of long disuse, and the great door swung back.

Within, stood a tall old man, clean shaven save for a long white moustache, and clad in black from head to foot, without a single speck of colour about him anywhere. He held in his hand an antique silver lamp, in which the flame burned without a chimney or globe of any kind, throwing long quivering shadows as it flickered in the draught of the open door. The old man motioned me in with his right hand with a courtly gesture, saying in excellent English, but with a strange intonation.

"Welcome to my house! Enter freely and of your own free will!" He made no motion of stepping to meet me, but stood like a statue, as though his gesture of welcome had fixed him into stone. The instant, however, that I had stepped over the threshold, he moved impulsively forward, and holding out his hand grasped mine with a strength which made me wince, an effect which was not lessened by the fact that it seemed cold as ice, more like the hand of a dead than a living man. Again he said.

"Welcome to my house! Enter freely. Go safely, and leave something of the happiness you bring!" The strength of the handshake was so much akin to that which I had noticed in the driver, whose face I had not seen, that for a moment I doubted if it were not the same person to whom I was speaking. So to make sure, I said interrogatively, "Count Dracula?

Results (Indonesian) 2:

Jurnal Jonathan Harker yang Lanjutan 5 Mei .-- Aku pasti sudah tertidur, karena tentu jika aku telah benar-benar terjaga saya harus melihat pendekatan seperti tempat yang luar biasa. Dalam kegelapan halaman tampak ukuran yang cukup besar, dan sebagai beberapa cara gelap dipimpin dari bawah lengkungan bulat besar, itu mungkin tampak lebih besar daripada yang sebenarnya. Saya belum bisa melihatnya di siang hari. Ketika caleche berhenti, sopir melompat dan mengulurkan tangannya untuk membantu saya untuk turun. Sekali lagi saya tidak bisa tidak melihat kekuatan luar biasa nya. Tangannya benar-benar tampak seperti wakil baja yang bisa hancur saya jika ia telah memilih. Kemudian ia mengambil perangkap saya, dan menempatkan mereka di tanah sampingku saat aku berdiri dekat dengan pintu besar, tua dan bertatahkan paku besi besar, dan diatur dalam pintu memproyeksikan batu besar. Aku bisa melihat bahkan di th e redup cahaya bahwa batu itu besar-besaran diukir, tapi ukiran telah banyak dipakai oleh waktu dan cuaca. Saat aku berdiri, sopir melompat lagi ke tempat duduknya dan menggelengkan kendali. Kuda-kuda mulai maju, dan perangkap dan semua menghilang ke salah satu celah gelap. Aku berdiri diam di mana aku berada, karena aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bel atau pengetuk tidak ada tanda. Melalui dinding mengerutkan kening dan bukaan jendela gelap itu tidak mungkin bahwa suara saya bisa menembus. Waktu aku menunggu tampak tak berujung, dan saya merasa keraguan dan ketakutan berkerumun pada saya. Apa jenis tempat telah saya datang ke, dan di antara jenis apa orang? Macam apa petualangan muram apakah itu yang saya memulai? Apakah ini sebuah insiden adat dalam kehidupan petugas pengacara yang dikirim keluar untuk menjelaskan pembelian real London ke asing? Petugas pengacara! Mina tidak akan seperti itu. Pengacara, hanya sebelum meninggalkan London aku mendapat kabar bahwa pemeriksaan saya berhasil, dan saya sekarang pengacara full-blown! Aku mulai menggosok mata saya dan mencubit diri sendiri untuk melihat apakah saya terjaga. Semuanya tampak seperti mimpi buruk yang mengerikan bagi saya, dan saya berharap bahwa saya harus tiba-tiba terjaga, dan menemukan diri di rumah, dengan fajar berjuang melalui jendela, karena saya punya sekarang dan lagi terasa di pagi hari setelah hari kerja paksa. Tapi daging saya menjawab tes mencubit, dan mata saya tidak tertipu. Aku memang terjaga dan di antara Carpathians. Yang bisa saya lakukan sekarang adalah untuk bersabar, dan menunggu datangnya pagi. Sama seperti saya sampai pada kesimpulan ini saya mendengar langkah berat mendekati balik pintu besar, dan melihat melalui celah kilau cahaya datang. Lalu ada suara gemerincing rantai dan berdenting baut besar ditarik kembali. Kunci diputar dengan suara kisi keras tidak digunakan panjang, dan pintu besar berayun kembali. Dalam, berdiri seorang pria tua yang tinggi, dicukur bersih Simpan untuk kumis putih panjang, dan berpakaian hitam dari kepala sampai kaki, tanpa setitik tunggal warna tentang dia di mana saja. Dia memegang di tangannya lampu perak antik, di mana api membakar tanpa cerobong asap atau dunia apapun, melemparkan panjang bergetar bayangan seperti berkedip-kedip dalam rancangan pintu terbuka. Orang tua memberi isyarat saya dengan tangan kanannya dengan sikap sopan, mengatakan dalam bahasa Inggris yang sangat baik, tetapi dengan intonasi yang aneh. "Selamat datang di rumah saya! Masukkan bebas dan kehendak bebas Anda sendiri!" Dia tidak gerak loncatan untuk bertemu dengan saya, tapi berdiri seperti patung, seakan isyarat sambutan yang tetap dia ke batu. Instan, bagaimanapun, bahwa saya telah melangkah melewati ambang pintu, ia pindah impulsif maju, dan memegang tangannya tergenggam saya dengan kekuatan yang membuat saya mengernyit, efek yang tidak berkurang oleh fakta bahwa tampaknya dingin seperti es, lebih seperti tangan mati daripada pria yang hidup. Lagi katanya. "Selamat datang di rumah saya! Masukkan bebas. Pergi dengan aman, dan meninggalkan sesuatu kebahagiaan Anda membawa!" Kekuatan jabat tangan begitu banyak mirip dengan apa yang saya telah melihat pada driver, yang wajahnya aku tidak melihat, bahwa untuk sesaat aku meragukan jika bukan orang yang sama kepada siapa aku berbicara. Jadi untuk memastikan, aku berkata seperti interogasi, "Count Dracula?