Interference and coefficient of coi

Interference and coefficient of coincidence Map distances give us information not only about the physical distances that separate genes, but also about the propor tions of recombinant and nonrecombinant gametes that will be produced in a cross. For example, knowing that genes st and ss on the third chromosome of D. melanogaster are separated by a distance of 14.6 m.u. tells us that 14.6% of the gametes produced by a fly heterozygous at these two loci will be recombinants. Similarly, 12.2% of the gametes from a fly heterozygous for ss and e will be recombinants. Theoretically, we should be able to calculate the proportion of double-recombinant gametes by using the multiplication rule of probability (Chapter 3), which states that the probability of two independent events occurring

Results (Indonesian) 1:

Gangguan dan koefisien kebetulan peta jarak memberi kita informasi tidak hanya tentang jarak fisik yang memisahkan gen, tetapi juga tentang tions propor dari gamet rekombinan dan nonrecombinant yang akan diproduksi di salib. Misalnya, mengetahui bahwa gen st dan ss pada kromosom ketiga dari D. melanogaster dipisahkan oleh jarak 14.6 m.u. menjelaskan bahwa 14,6% dari gamet yang diproduksi oleh lalat heterozigot di lokus dua ini akan recombinants. Demikian pula, 12,2% dari gamet dari lalat heterozigot untuk ss dan e akan recombinants. Secara teoritis, kita harus dapat menghitung proporsi ganda-rekombinan gamet dengan menggunakan aturan perkalian probabilitas (Bab 3), yang menyatakan bahwa kemungkinan dua peristiwa independen yang terjadi

Results (Indonesian) 2:

Interferensi dan koefisien kebetulan Peta jarak memberikan informasi tidak hanya tentang jarak fisik yang memisahkan gen, tetapi juga tentang tions propor gamet rekombinan dan Nonrecombinant yang akan diproduksi di salib. Misalnya, mengetahui bahwa gen st dan ss pada kromosom ketiga D. melanogaster dipisahkan oleh jarak 14,6 mu memberitahu kita bahwa 14,6% dari gamet yang dihasilkan oleh heterozigot terbang pada dua lokus ini akan rekombinan. Demikian pula, 12,2% dari gamet dari heterozigot terbang untuk ss dan e akan rekombinan. Secara teoritis, kita harus dapat menghitung proporsi gamet double-rekombinan dengan menggunakan aturan perkalian probabilitas (Bab 3), yang menyatakan bahwa kemungkinan dua peristiwa independen terjadi