Alan’s Ramsay’s new runabout ‘Dolph

Alan’s Ramsay’s new runabout ‘Dolphin’ was being launched on the trolley. A child ran towards the line, and the operator applied the brakes. ‘Dolphin’ slid off and landed off the flat-top with its stern and engine in the sand. Some repairs were needed to the boat. This was repeated by other powerboats, some suffering worse damage. It also occurred to the Jedda yacht ‘Junghai’, to the dismay of owners Don Burns and Bob Hibbins.

In later years the sand had limited the depth for launching, and it also covered the outer end of the railway. This often caused the trolley to run off the rails, and it was necessary to dig out, lift and move the trolley back on the rails.

One Sunday evening, just on high tide, it seemed ideal to return ‘Mara’ to her moorings. However, a trolley derailment resulted, and as the tide rose the crew pushed the boat to try and get her to slide off into the water.Instead, she moved backwards far enough to cause the trailer to suddenly slip forward (like an orange-pip) underneath, causing Mara to cant further backwards, until she was at an angle nearly 45 degrees. Darkness came, and the tide went out. The boat was left there, and the skipper and crew went to their house and had a sleepless night. They came back before dawn, hoping to find a high enough tide to float her off. No luck. All
day they shovelled sand and attempted to get the trolley on the rails. Success only came when the next high tide arrived, and the boat was rocked off into the water.

Results (Indonesian) 1:

Alan Ramsay's baru runabout 'Dolphin' yang diluncurkan pada troli. Seorang anak berlari menuju garis, dan operator diterapkan rem. 'Dolphin' tergelincir dari dan mendarat dari datar-atas dengan stern dan mesin di pasir. Beberapa perbaikan yang diperlukan ke perahu. Ini telah diulang oleh perahu-motor lainnya, beberapa kerusakan parah penderitaan. Itu juga terjadi untuk yacht Jedda 'Junghai', kecemasan dari pemilik Don Burns dan Bob Hibbins.Dalam tahun kemudian pasir telah terbatas kedalaman untuk meluncurkan, dan itu juga dibahas ujung luar kereta api. Hal ini sering menyebabkan troli lari rel, dan itu perlu untuk menggali, mengangkat dan memindahkan troli kembali pada rel.Satu Minggu malam, hanya pada pasang, tampaknya ideal untuk kembali 'Mara' ke tambatan nya. Namun, menghasilkan penggelinciran troli, dan sebagai arus naik kru mendorong perahu untuk mencoba dan mendapatkan dia untuk meluncur turun ke dalam air. Sebaliknya, ia pindah ke belakang cukup jauh untuk menyebabkan trailer untuk tiba-tiba tergelincir ke depan (seperti jeruk-pip) di bawahnya, menyebabkan Mara untuk tidak lebih mundur, sampai dia di sudut hampir 45 derajat. Datang kegelapan, dan arus keluar. Perahu meninggalkan di sana, dan kapten dan kru pergi ke rumah mereka dan memiliki malam yang menggelisahkan. Mereka datang kembali sebelum fajar, berharap menemukan gelombang yang cukup tinggi untuk hanyut padanya. Tidak beruntung. Semuahari mereka shovelled pasir dan berusaha mendapatkan troli pada rel. Kesuksesan hanya datang ketika pasang berikutnya tiba, dan perahu bergoyang ke dalam air.

Results (Indonesian) 2:

Alan Ramsay Runabout baru 'Dolphin' sedang diluncurkan di kereta. Seorang anak berlari menuju garis, dan operator menerapkan rem. 'Dolphin' meluncur turun dan mendarat dari flat-top dengan tegas dan mesin di pasir. Beberapa perbaikan yang diperlukan untuk perahu. Ini diulang oleh perahu motor lainnya, beberapa menderita kerusakan parah. Hal ini juga terjadi pada Jeddah yacht 'Junghai', yang cemas pemilik Don Burns dan Bob Hibbins. Dalam tahun kemudian pasir telah membatasi kedalaman untuk meluncurkan, dan juga menutupi ujung luar kereta api. Hal ini sering disebabkan troli untuk menjalankan dari rel, dan itu perlu untuk menggali, mengangkat dan memindahkan kereta kembali pada rel. Satu Minggu malam, hanya di pasang, tampaknya cocok untuk kembali 'Mara' untuk tambatan hatinya. Namun, penggelinciran troli mengakibatkan, dan seperti air pasang naik awak mendorong kapal untuk mencoba dan mendapatkan dia untuk meluncur turun ke water.Instead, dia pindah ke belakang cukup jauh untuk menyebabkan trailer untuk tiba-tiba menyelinap maju (seperti jeruk-pip ) di bawahnya, menyebabkan Mara untuk cant jauh lagi ke belakang, sampai ia berada di sudut hampir 45 derajat. Kegelapan, dan air pasang keluar. Perahu yang tersisa di sana, dan kapten dan kru pergi ke rumah mereka dan memiliki malam tanpa tidur. Mereka datang kembali sebelum fajar, berharap menemukan air pasang cukup tinggi untuk mengapung liburnya. Tidak beruntung. Semua hari mereka menyekop pasir dan berusaha untuk mendapatkan troli di rel. Sukses hanya datang ketika air pasang berikutnya tiba, dan perahu itu bergoyang off ke dalam air.