6. On the bride and groom's faces,

6. On the bride and groom's faces, flour is smeared on their faces as a sign of inviting harmony in their domestic life and implies that the radiant from their pure hearts must start from "Tampakan" (what is seen) from their faces so that they always have self-control and good behaviour in their new life. Cleaning of goods or materials, usually when buying a car or a motorcycle, or a new house, is also performed with “TepungTawar”. In this context, it can be interpreted that the flour sprinkled to the new object is a symbol of getting rid of the danger of accidents, either hitting others or being hit by others, and when carried out in a new home, the occupants will feel calm and free from interference of conflicts between family members or neighbors. So the function of this ritual is substantially is to ask for protection from the power to avoid from all kinds of distress which can be life-threatening or bring death

Results (Indonesian) 1:

6. pada pengantin perempuan dan laki-laki wajah, tepung dioleskan pada wajah mereka sebagai tanda mengundang harmoni dalam kehidupan rumah tangga mereka dan menyiratkan bahwa berseri dari hati mereka murni harus mulai dari "Tampakan" (apa dilihat) dari wajah mereka sehingga mereka selalu memiliki pengendalian diri dan perilaku yang baik dalam kehidupan baru mereka. Pembersihan barang atau bahan, biasanya ketika membeli mobil atau sepeda motor, atau rumah baru, juga dilakukan dengan "TepungTawar". Dalam konteks ini, dapat ditafsirkan bahwa tepung dipercikkan ke objek baru adalah simbol untuk menyingkirkan bahaya kecelakaan, baik memukul orang lain atau dihantam oleh orang lain, dan ketika dilakukan di rumah baru, penghuni akan merasa tenang dan bebas dari gangguan konflik antara anggota keluarga atau tetangga. Jadi fungsi ritual ini secara substansial akan meminta perlindungan dari kekuatan untuk menghindari dari segala macam kesulitan yang dapat mengancam jiwa atau membawa kematian

Results (Indonesian) 2:

6. Pada pengantin dan wajah mempelai pria, tepung yang dioleskan pada wajah mereka sebagai tanda mengundang harmoni dalam kehidupan rumah tangga mereka dan menunjukkan bahwa radiasi dari hati mereka murni harus mulai dari "Tampakan" (apa yang dilihat) dari wajah mereka sehingga mereka selalu memiliki kontrol diri dan perilaku yang baik dalam kehidupan baru mereka. Membersihkan barang atau bahan, biasanya ketika membeli mobil atau sepeda motor, atau rumah baru, juga dilakukan dengan "TepungTawar". Dalam konteks ini, dapat diartikan bahwa tepung ditaburi dengan objek baru adalah simbol menyingkirkan bahaya kecelakaan, baik memukul orang lain atau dipukul oleh orang lain, dan ketika dilakukan di rumah baru, penghuni akan merasa tenang dan bebas dari gangguan konflik antara anggota keluarga atau tetangga. Jadi fungsi ritual ini secara substansial adalah untuk meminta perlindungan dari kekuatan untuk menghindari dari segala macam marabahaya yang dapat mengancam jiwa atau membawa kematian