In the philosophy of John Dewey, a

In the philosophy of John Dewey, a sharp distinction is made between “intelligence” and “reasoning.” According to Dewey, intelligence is the only absolute way to achieve a balance between realism and idealism, between practicality and wisdom of life. Intelligence involves “interacting with other things and knowing them, “while reasoning is merely t he act of an observer,” … a mind that beholds or grasps objects outside the world of things …” With reasoning, a level of mental certainty can be achieved, but it is through intelligence that control is taken of events that shape one’s life.

Results (Indonesian) 1:

Dalam filsafat John Dewey, perbedaan tajam dibuat antara "kecerdasan" dan "penalaran." Menurut Dewey, intelijen adalah cara hanya mutlak untuk mencapai keseimbangan antara realisme dan idealisme, antara kepraktisan dan kebijaksanaan hidup. Intelijen melibatkan "berinteraksi dengan hal-hal lain dan mengetahui mereka,"sementara alasannya hanya t dia bertindak seorang pengamat,"... pikiran yang memandangi atau menggenggam objek di luar dunia hal-hal..." Dengan penalaran, tingkat mental kepastian dapat dicapai, tetapi itu adalah melalui intelijen bahwa kontrol diambil peristiwa yang membentuk satu kehidupan.

Results (Indonesian) 2:

Dalam filsafat John Dewey, perbedaan yang tajam dibuat antara "kecerdasan" dan "penalaran." Menurut Dewey, kecerdasan adalah satu-satunya cara mutlak untuk mencapai keseimbangan antara realisme dan idealisme, antara kepraktisan dan kebijaksanaan hidup. Intelijen melibatkan "berinteraksi dengan hal-hal lain dan mengetahui mereka," sementara penalaran hanyalah t dia tindakan seorang pengamat, "... pikiran yang memandangi atau menggenggam benda di luar dunia hal ..." Dengan alasan, tingkat kepastian mental yang dapat dicapai , tapi itu adalah melalui kecerdasan yang mengendalikan diambil dari peristiwa yang membentuk kehidupan seseorang.