Antimicrobial susceptibility testin

Antimicrobial susceptibility testing can be used for drug discovery,epidemiology and prediction of therapeutic outcome. In this review,we focused on the use of anti microbial testing
methods for the in vitro investigation of extracts and pure drugs as
potential antimicrobial agents. After there volution in the “golden era”, when almost all groups
of important antibiotics (tetracyclines,cephalosporins,aminogly-
cosides and macrolides)were discovered and the main problems
of chemotherapy were solved in the 1960s,the history repeats
it self now a day sand these exciting compounds are in danger of
losing their efficacy because of the increase in microbial resistance
[1]. Currently, its impact is considerable with treatment failures
associated with multi drug -resistant bacteria and it has become a
global concern to public health [2,3].

Results (Indonesian) 1:

Antimikroba kerentanan pengujian dapat digunakan untuk penemuan obat, epidemiologi dan prediksi hasil terapeutik. Dalam tinjauan ini, kita fokus pada penggunaan anti mikroba pengujianmetode untuk penyelidikan secara in vitro ekstrak dan obat-obatan yang murni sebagaiagen-agen antimikroba yang potensial. Setelah ada putaran di "zaman keemasan", ketika hampir semua kelompokpenting antibiotik (tetracyclines, sefalosporin, aminogly-cosides dan makrolid) ditemukan dan masalah utamakemoterapi yang diselesaikan di tahun 1960-an, sejarah berulangdiri sekarang hari pasir ini menarik senyawa yang dalam bahayakehilangan keampuhan mereka karena peningkatan dalam perlawanan mikroba[1]. saat ini, dampak cukup besar dengan pengobatan kegagalanterkait dengan multi obat - tahan bakteri dan menjadikepedulian global yang terus untuk kesehatan publik [2,3].

Results (Indonesian) 2:

Pengujian kerentanan antimikroba dapat digunakan untuk penemuan obat, epidemiologi dan prediksi hasil terapi. Dalam ulasan ini, kami fokus pada penggunaan pengujian mikroba anti
metode untuk penyelidikan in vitro dari ekstrak dan obat murni sebagai
agen antimikroba potensial. Setelah ada putaran di "era keemasan", ketika hampir semua kelompok
antibiotik penting (tetrasiklin, sefalosporin, aminogly-
cosides dan makrolida) ditemukan dan masalah utama
dari kemoterapi diselesaikan pada tahun 1960, sejarah mengulangi
itu sendiri sekarang sehari pasir senyawa ini menarik berada dalam bahaya
kehilangan keampuhan mereka karena peningkatan resistensi mikroba
[1]. Saat ini, dampaknya cukup besar dengan kegagalan pengobatan
berhubungan dengan bakteri-tahan obat multi dan telah menjadi
keprihatinan global terhadap kesehatan masyarakat [2,3].