turnover intention tends to extend

turnover intention tends to extend beyond the level of the individual, that is, also to operate at the level of the individual’s work department (see also Sora et al., 2009). Thus, it seems that employees in the same work department respond to job insecurity in a similar manner, that is, interpret it as a collective stressor, thereby generating a negative pathway via lowered occupational well-being to higher turnover intentions. However, it is noteworthy that the association was only partially mediated and thus the results also supported our hypotheses on a strong, direct relationship between job insecurity and turnover intention (H2, within level; H5, between level). This latter finding clearly shows that turnover intention is likely to be one coping response when an employee’s current job is threatened (Lee et al., 1999).

Results (Indonesian) 1:

niat omset cenderung melampaui tingkat individu, yaitu, juga untuk beroperasi pada tingkat departemen pekerjaan individu (lihat juga Sora et al., 2009). Dengan demikian, tampaknya bahwa karyawan di departemen pekerjaan yang sama merespon ketidakamanan kerja dengan cara yang sama, yaitu, menafsirkannya sebagai stressor kolektif, sehingga menghasilkan jalur negatif melalui diturunkan kerja kesejahteraan niat omset yang lebih tinggi. Namun, perlu dicatat bahwa asosiasi itu hanya sebagian dimediasi dan dengan demikian hasil juga didukung hipotesis kami pada, hubungan langsung yang kuat antara ketidakamanan kerja dan keinginan berpindah (H2, dalam tingkat; H5, antara tingkat). Ini fi terakhir nding jelas menunjukkan bahwa niat omset mungkin menjadi salah satu respon koping ketika pekerjaan seorang karyawan saat ini terancam (Lee et al., 1999).

Results (Indonesian) 2:

tujuan omset cenderung meluas melampaui tingkat individu, yaitu, juga untuk beroperasi pada tingkat Departemen kerja individu (Lihat juga Sora et al., 2009). Dengan demikian, tampaknya bahwa karyawan di Departemen kerja yang sama merespon ketidakamanan kerja dengan cara yang sama, yaitu, menafsirkannya sebagai stres kolektif, sehingga menghasilkan jalur negatif melalui kesejahteraan kerja menurunkan niat omset yang lebih tinggi. Namun, perlu dicatat bahwa Asosiasi itu hanya sebagian dimediasi dan dengan demikian hasil juga mendukung hipotesis kami pada kuat, hubungan langsung antara pekerjaan ketidakamanan dan pergantian niat (H2, dalam tingkat; H5, antara tingkat). Penemuan terakhir ini jelas menunjukkan bahwa niat pergantian kemungkinan menjadi salah satu respon yang mengatasi ketika pekerjaan karyawan saat ini terancam (Lee et al., 1999).