Results (
Indonesian) 1:
[Copy]Copied!
3.2 dipetakan daerahTotal luas dipetakan terpengaruh oleh api di Kalimantan Timur adalah 5.2 Mio. Ha. Warna dalam gambar 4 A indicateempat merusak kelas: total 34% telah ditetapkan dua paling parah kerusakan kelas 2 dan 3.Meskipun kedua kelas ini menunjukkan bahwa lebih dari 80% dari vegetasi telah rusak pentinguntuk menyadari fakta bahwa kelas 3 terjadi terutama di daerah rawa dan lahan basah penting secara ekologis gambutSementara kelas tiga adalah biasanya ditemui di daerah-daerah perkebunan dan terdegradasi padang rumput. 42% dari dibakardaerah telah ditetapkan kerusakan kelas 2 (50-80%) 24% telah ditetapkan kerusakan kelas 1 (25-50%). Inikelas biasanya terjadi di hutan dipterokarpa. Area yang terbakar memanjang di sungai Mahakam pusat danpantai menuju lereng pegunungan di sebelah utara dan Barat, dimana api dipadamkan.3.3 penilaian akurasiPenilaian akurasi menghasilkan hasil yang sangat berbeda untuk survei udara dan blok tanah persediaan. Untukkeakuratan deteksi bekas luka bakar, kesalahan dari kelalaian (dibakar dipetakan sebagai pasanglah) adalah 5,5% dan kesalahanKomisi (pasanglah dipetakan seperti dibakar) adalah 0,7%. Secara keseluruhan adalah akurasi untuk diskriminasi kelas kerusakan66.4%. Lebih dari 90% dari semua kesalahan assignations daerah untuk kelas tetangga dan oleh karena itudianggap sebagai sedikit.Untuk blok tanah persediaan hasil jauh lebih buruk. Kesalahan dari kelalaian untuk membakar bekas luka pemetaan adalah21%, kesalahan Komisi 1,5%. Keseluruhan keakuratan untuk tugas kelas adalah hanya 27. 3% menunjukkan bahwa itutidak mungkin untuk membedakan kelas kerusakan.Gambar 4. Area dipetakan dan tanah survei. J: peta bekas luka bakar. Kuning: 25-50% kerusakan, jeruk: 50-80%kerusakan, cokelat: > 80% kerusakan, kanopi yang tersisa, merah: > 80% kerusakan, tanah yang luas terbuka. B: GPS-rekaman.trek tanah survei pada tahun 1998 dan 1999. Latar belakang gambar kedua adalah gamma-disaring mosaik ER-2SAR gambar dari Agustus 1997.KESIMPULAN 4Tanah dan udara bukti menunjukkan bahwa penurunan backscatter dapat dikaitkan dengan penghapusanTutupan vegetasi dan kemudian lebih tinggi kontribusi backscatter dari tanah kering. Setelah curah hujan, tanahmenjadi basah dan dengan demikian memiliki lebih tinggi dielektrik konstanta, mengarah ke lebih tinggi radar reflektivitas (Ulaby et al., 1986).Di hutan dipterokarpa, api menyebabkan penghapusan daun, sementara sebagian besar pohon yang mati tetapberdiri. Ini hasil dalam pola variabilitas spasial yang tinggi karena sinar radar tercermin tersisakanopi ins beberapa tempat sementara di lain itu mungkin menembus lantai hutan atau ganda bouncing dari pohon mati lembab
Being translated, please wait..
