example Choudry (2013, Chapter/13),

example Choudry (2013, Chapter/13), a hypothetical example has been used toanalyse the impact of payment of Zakaat on the process of accumulation of wealth. The case has been built under following assumptions:
a)Starting wealth -Rs.50 Million
b)Earned Income per annum -Rs.10 Million (kept constant for the sake of simplicity)
c)Consumption kept constant (for the sake of simplicity) as 80% of earned income i.e. Rs, 8.00 Million per annum.
d)Savings (Income less Consumption) assumed to be the only addition to wealth.
e)Accumulated assets/wealth not utilised for earning (particularly to earn interest which is strictly prohibited in Islam-discussed below). Investing in other modes permissible in Islam will briefly touched in discussion.
Table-1 clearly shows following three important effects of Zakaat on accumulation and growth of assets/wealth:
a)As a result of deduction of Zakaat @2.5% from accumulated assets/wealth (kept for one year) the process of further accumulation of assets/wealth becomes slower and slower,. In other words it has a clear dampening effect on accumulation of assets/wealth.
b)The rate of growth of wealth continuously declines and moving towards zero in the long run. (see Figur-1)
c)The net income available after Zakaat payment (Zakaat being paid from running income) for consumption and savings is visibly declining. Ifsomeone has the obligation to increase his/her consumption over years, further increase in assets would soon stop unless the income is also increasing. Payment of Zakaat pushes an individual to continuously strive to work productively (according to principles of Islam) if he/she wishes to further improve his standard of living. Using ‘idle’ money for earning through the instrument of interest is not an option in Islam

Results (Indonesian) 2:

Misalnya Choudry (2013, Bab / 13), contoh hipotesis telah digunakan toanalyse dampak pembayaran zakat pada proses akumulasi kekayaan. Kasus ini telah dibangun di bawah asumsi sebagai berikut:
a) kekayaan Mulai -Rs.50 Juta
b) Penghasilan Earned per tahun -Rs.10 Juta (dipertahankan konstan demi kesederhanaan)
c) Konsumsi terus konstan (demi kesederhanaan) 80% dari yang diperoleh yaitu pendapatan Rs, 8.00 Juta per tahun.
d) Tabungan (Pendapatan Konsumsi kurang) diasumsikan menjadi satu-satunya Selain kekayaan.
e) Akumulasi aset / kekayaan tidak dimanfaatkan untuk mendapatkan (terutama untuk mendapatkan bunga yang sangat dilarang dalam Islam-dibahas di bawah). Investasi dalam mode lainnya diperbolehkan dalam Islam secara singkat akan menyentuh dalam diskusi.
Tabel-1 jelas menunjukkan berikut tiga efek penting dari zakat pada akumulasi dan pertumbuhan aset / kekayaan:
a) Sebagai hasil dari pengurangan zakat @ 2,5% dari akumulasi aset / kekayaan (disimpan untuk satu tahun) proses akumulasi lebih lanjut dari aset / kekayaan menjadi lebih lambat dan lebih lambat ,. Dengan kata lain memiliki efek peredam jelas pada akumulasi aset / kekayaan.
b) Tingkat pertumbuhan kekayaan terus menurun dan bergerak menuju nol dalam jangka panjang. (lihat Figur-1)
c) Laba bersih yang tersedia setelah pembayaran zakat (zakat yang dibayar dari berjalan penghasilan) untuk konsumsi dan tabungan tampak menurun. Ifsomeone memiliki kewajiban untuk meningkatkan / nya konsumsi nya selama bertahun-tahun, peningkatan lebih lanjut dalam aset akan segera berhenti kecuali pendapatan juga meningkat. Pembayaran zakat mendorong individu untuk terus berusaha untuk bekerja secara produktif (menurut prinsip-prinsip Islam) jika dia / dia ingin lebih meningkatkan standar hidupnya. Menggunakan uang 'menganggur' untuk mendapatkan melalui instrumen bunga bukanlah pilihan dalam Islam