Before its standardization,disk dif

Before its standardization,disk diffusion method has been already used to test posaconazole against filamentous fungi [15],
micafungin against Aspergillus [16], and caspofungin against Aspergillus
and Fusarium [17]. Currently,a standardized antifungal
disk diffusion approachis used to test non dermatophyte filamentous fungi
[18]. The culture medium,inoculum size and incubation conditions are mentioned in Table 1[19].
The above mentioned advantages of this method,mainly simplicity and low cost,have contributed to its commonuse for the
antimicrobial screening of plant extracts,essential oils and other
drugs [20–23].

Results (Indonesian) 1:

Sebelum standardisasi yang, disk difusi metode telah sudah digunakan untuk menguji posaconazole terhadap berserabut jamur [15],micafungin terhadap Aspergillus [16] dan caspofungin terhadap Aspergillusdan Fusarium [17]. Saat ini, antijamur standardisk difusi approachis digunakan untuk menguji jamur dermatofit bebas berserabut[18]. medium kultur, kondisi ukuran dan inkubasi inoculum yang disebutkan dalam tabel 1 [19].Keuntungan metode ini, terutama kesederhanaan dan rendah biaya, disebutkan di atas telah memberi kontribusi yang commonuse untukpemutaran antimikroba ekstrak tumbuhan, minyak esensial dan lainnyaobat [20-23].

Results (Indonesian) 2:

Sebelum standarisasi, metode difusi disk telah sudah digunakan untuk menguji posaconazole terhadap jamur berfilamen [15],
micafungin terhadap Aspergillus [16], dan caspofungin terhadap Aspergillus
dan Fusarium [17]. Saat ini, antijamur standar
difusi cakram approachis digunakan untuk menguji non dermatofita filamen jamur
[18]. Kondisi media kultur, ukuran inokulum dan inkubasi disebutkan pada Tabel 1 [19].
Disebutkan di atas keuntungan dari metode ini, terutama kesederhanaan dan biaya rendah, telah memberikan kontribusi untuk commonuse nya untuk
skrining antimikroba ekstrak tumbuhan, minyak esensial dan lainnya
obat [20-23].