Results (
Indonesian) 2:
[Copy]Copied!
Tujuan
Dengan meningkatnya perhatian pada pembangunan berkelanjutan, relevansi sosial dan lingkungan dari produksi minyak sawit sekarang isu-isu perdagangan penting. Penilaian siklus hidup (LCA) studi produk kelapa sawit Malaysia dari tanah mineral termasuk biodiesel sawit bertujuan untuk memberikan informasi dasar mengenai kinerja lingkungan dari industri untuk menyusun kebijakan yang berkaitan dengan produksi yang berkelanjutan. Pangsa gas rumah kaca (GRK) kontribusi oleh berbagai subsistem dalam rantai pasokan kelapa sawit dianggap sini.
Bahan dan metode
Data persediaan siklus hidup untuk penelitian ini dikumpulkan berdasarkan subsistem, yaitu, gerbang-ke-pintu gerbang. Subsistem meliputi kegiatan pembibitan kelapa sawit dan perkebunan, pabrik kelapa sawit, kilang, pabrik biodiesel dan penggunaan biodiesel di kendaraan mesin diesel. Dua skenario dianggap: ekstraksi minyak sawit mentah (CPO) di pabrik tanpa dan dengan sistem untuk menangkap biogas dari limbah pabrik kelapa sawit (POME). Data persediaan dikumpulkan melalui kuesioner. Di tempat kunjungan dilakukan untuk verifikasi data. Data latar belakang untuk eksploitasi sumber daya dan produksi bahan masukan diperoleh melalui database dan literatur yang tersedia. Data latar untuk semua subsistem yang data spesifik dari pembibitan, perkebunan, pabrik dan kilang dan pabrik biodiesel di Malaysia.
Hasil dan diskusi
Menggunakan hasil 20,7 t tandan buah segar kelapa sawit (TBS) / ha, hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi 1 t TBS yang dihasilkan 119 kg CO2 eq. Produksi 1 t CPO di pabrik tanpa dan dengan biogas capture dipancarkan 971 dan 506 kg CO2 eq, masing-masing. Untuk produksi 1 t minyak kelapa sawit di kilang yang bersumber CPO dari pabrik tanpa biogas menangkap dan dengan biogas capture, GHG yang dipancarkan adalah 1.113 kg dan 626 kg CO2 eq, masing-masing. Untuk biodiesel sawit, 33,19 dan 21,20 g CO2 eq yang dipancarkan per MJ biodiesel yang dihasilkan dari minyak sawit yang bersumber dari pabrik tanpa dan dengan biogas capture, masing-masing.
Kesimpulan
GRK kontribusi oleh subsistem pembibitan ditemukan menjadi minimal. Dalam subsistem perkebunan, sumber utama gas rumah kaca berasal dari pupuk nitrogen, transportasi dan energi traksi. Untuk pabrik, biogas dari POME adalah penyumbang utama jika biogas tidak terjebak. Tidak termasuk kontribusi dari kegiatan hulu, bahan bakar boiler dan transportasi merupakan sumber utama gas rumah kaca dalam subsistem kilang. Dalam subsistem biodiesel, kegiatan produksi olahan penggunaan minyak sawit dan metanol merupakan kontributor paling signifikan.
Being translated, please wait..