Abattoir waste disposal in many dev

Abattoir waste disposal in many developing countries
including Ghana has been a major challenge for years. In
most cases, waste materials are disposed of without
regard to sound environmental management practices,
thus making them harmful to humans and other terrestrial
and aquatic life. Studies from Nigeria and Ghana show
that many abattoirs in the respective countries either
deposit waste materials in the immediate environs or
dispose of them directly into water bodies, some of which
serve as sources of water for the abattoirs (Adelegan,
2002; Osibanjo and Adie, 2007; Weobong, 2001). Some
people argue that the practice is mainly due to lack of or
inadequate waste recovery and treatment facilities
(Adeyemo et al., 2009).

Results (Indonesian) 1:

Kawalan pembuangan limbah di banyak negara berkembang termasuk Ghana telah menjadi tantangan besar selama bertahun-tahun. Dalam kebanyakan kasus, bahan limbah yang dibuang tanpa mengenai praktek-praktek pengelolaan lingkungan, sehingga mereka berbahaya untuk manusia dan lain terestrial dan kehidupan akuatik. Studi dari Nigeria dan Ghana menunjukkan bahwa banyak abattoirs di negara masing-masing baik deposit bahan limbah dalam lingkungan langsung atau membuang mereka langsung ke air tubuh, beberapa di antaranya berfungsi sebagai sumber air untuk abattoirs (Adelegan, tahun 2002; Osibanjo dan Adie, 2007; Weobong, 2001). Beberapa orang berpendapat bahwa praktek ini terutama karena kurangnya atauFasilitas memadai limbah pemulihan dan pengobatan (Adeyemo et al., 2009).

Results (Indonesian) 2:

Pembuangan limbah rumah potong hewan di banyak negara berkembang
termasuk Ghana telah menjadi tantangan besar selama bertahun-tahun. Dalam
kebanyakan kasus, bahan limbah dibuang tanpa
memperhatikan suara praktik pengelolaan lingkungan,
sehingga membuat mereka berbahaya bagi manusia dan terestrial lainnya
hidup dan air. Studi dari Nigeria dan Ghana menunjukkan
bahwa banyak tempat pemotongan hewan di negara masing-masing baik
bahan limbah deposito di lingkungan terdekat atau
membuangnya langsung ke badan air, beberapa di antaranya
berfungsi sebagai sumber air untuk rumah potong hewan (Adelegan,
2002; Osibanjo dan Adie, 2007; Weobong, 2001). Beberapa
orang berpendapat bahwa praktek ini terutama karena kurangnya atau
pemulihan limbah yang tidak memadai dan fasilitas pengolahan
(Adeyemo et al., 2009).