In 1998, the government relaxed an

In 1998, the government relaxed an export tax on unprocessed logs,
resulting in the beginning of an overseas trade in roundwood, for the first
time since the 1985 log export ban (Sizer and Plouvier, 2000).
From 1997-98, plywood exports increased by 4.5% to 17.2 million m3,
possibly as a result of plywood manufacturers taking advantage of the
favourable terms of trade which currency devaluation handed to exporters
(Scotland et al, 1999). In 1998, Indonesia became the world’s largest
producer of plywood.
While sawnwood exports declined in 1997-98, there was a significant
increase in pulp and paper exports, which is consistent with the
aggressive expansion of both industries in recent years and was
accompanied by significant increases in imports of pulp and wastepaper
for recycling. This suggests a shortage of raw materials for these
industries.

Results (Indonesian) 1:

pada tahun 1998, pemerintah santai pajak ekspor pada log yang belum diolah,
mengakibatkan awal perdagangan luar negeri di kayu bulat, untuk pertama kalinya sejak
1985 ekspor log larangan (Sizer dan plouvier, 2000).
1997-98, ekspor kayu lapis meningkat sebesar 4,5% menjadi 17,2 juta m3,
mungkin sebagai akibat dari produsen kayu lapis mengambil keuntungan dari itu
menguntungkan perdagangan yang devaluasi mata uang diserahkan kepada eksportir
(scotland et al, 1999). pada tahun 1998, Indonesia menjadi terbesar di dunia
produsen kayu lapis.
sementara ekspor kayu gergajian menurun pada tahun 1997-98, ada
peningkatan yang signifikan dalam ekspor pulp dan kertas, yang konsisten dengan
ekspansi yang agresif dari kedua industri dalam beberapa tahun terakhir dan adalah
disertai dengan peningkatan yang signifikan dalam impor pulp dan sampah
untuk didaur ulang. ini menunjukkan kekurangan bahan baku untuk industri ini
.

Results (Indonesian) 2:

Pada tahun 1998, pemerintah mengeluarkan sebuah pajak ekspor pada log diproses,
mengakibatkan permulaan perdagangan luar negeri di roundwood, untuk pertama
waktu sejak 1985 log larangan ekspor (Sizer dan Plouvier, 2000).
dari 1997-98, kayu lapis ekspor meningkat 4,5% sampai 17.2 juta m3,
mungkin akibat produsen kayu lapis yang mengambil keuntungan dari
syarat-syarat yang menguntungkan perdagangan devaluasi mata uang yang diberikan kepada Eksportir
(Skotlandia et al, 1999). Pada tahun 1998, Indonesia menjadi terbesar di dunia
penghasil kayu lapis.
sementara sawnwood ekspor menurun di tahun 1997-98, ada yang signifikan
meningkatkan ekspor pulp dan kertas, yang konsisten dengan
ekspansi agresif dari kedua industri dalam beberapa tahun terakhir dan
disertai dengan peningkatan yang signifikan dalam impor pulp dan wastepaper
untuk daur ulang. Hal ini menunjukkan kekurangan bahan baku untuk
industri.