Learning tocommunicate in a foreign

Learning to
communicate in a foreign language involves taking
risks. The risk of appearing foolish in front of one’s
peers and teacher, and the risk of feeling frustrated or
ashamed about the inability to communicate effectively
in the target language, can inhibit efforts. When a
classroom environment is not conducive to taking
appropriate risks, and there are few opportunities to
produce the target language, it is more challenging for
students to develop competence in oral skills. The
challenge for teachers is to help create conditions that
allow students more opportunities to communicate in
the target language in a relaxed, supportive
environment. A cooperative learning environment has
been shown to reduce anxiety (Kagan, 1994) and
provide more opportunities for students to produce
language (Slavin, 1983a; Harel, 1992; Chamot and
O’Malley, 1987; Long and Porter, 1985, as cited in
Crandall, 1999).
COOPERATIVE LEARN

Results (Indonesian) 1:

Belajarberkomunikasi dalam bahasa asing melibatkan mengambilrisiko. Risiko muncul bodoh di depan seseorangteman-teman dan guru, dan risiko frustrasi ataumalu tentang ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektifdalam bahasa target, dapat menghambat upaya. Ketikalingkungan kelas tidak kondusif untuk mengambilrisiko yang tepat, dan ada beberapa peluang untukmenghasilkan bahasa target, itu adalah lebih menantang untuksiswa untuk mengembangkan kompetensi dalam keterampilan lisan. Thetantangan bagi guru adalah untuk membantu menciptakan kondisi yangmemungkinkan siswa lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi dalambahasa target di santai, mendukunglingkungan. Lingkungan pembelajaran yang telahtelah ditunjukkan untuk mengurangi kecemasan (Kagan, 1994) danmemberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk menghasilkanbahasa (Slavin, 1983a; Harel, 1992; Chamot danO'Malley, 1987; Panjang dan Porter, 1985, seperti dikutip dalamCrandall, 1999).KOPERASI BELAJAR