The lack of a dominant logic leads

The lack of a dominant logic leads firms with distinctive competences on the same
(or approximately the same) resource dimensions to enact different strategies. In a new
industry, the identification of a unique mapping of distinctive competences to
strategies (Itam and Numagini, 1992; Bogner et al., 1998) may be obscured by high
degrees of both uncertainty and complexity (Porac et al., 1989). In these environments
firms have such varying perceptions of the future that even firms with distinctive
competences on similar resource dimensions may enact quite different strategies, with
the consequence of many missing the “sweet spot” in strategy space that best fits their
respective distinctive competences (Rosa and Spaniol, 2005).

Results (Indonesian) 1:

Kurangnya logika dominan yang memimpin perusahaan dengan kompetensi yang khas yang sama(atau kira-kira sama) sumber daya dimensi untuk menetapkan strategi yang berbeda. Dalam baruindustri, identifikasi unik pemetaan kompetensi yang khas untukStrategi (Itam dan Numagini, 1992; Bogner et al. 1998) mungkin dikaburkan oleh tinggiderajat ketidakpastian dan kompleksitas (Porac et al., 1989). Dalam lingkungan iniPerusahaan memiliki persepsi berbeda-beda seperti masa depan perusahaan bahwa bahkan dengan khaskompetensi pada serupa sumber daya dimensi mungkin menetapkan strategi yang cukup berbeda, dengankonsekuensi dari banyak hilang "sweet spot" di ruang strategi yang terbaik cocok merekamasing-masing khas kompetensi (Rosa dan Spaniol, 2005).

Results (Indonesian) 2:

Kurangnya logika dominan mengarah perusahaan dengan kompetensi berbeda pada yang sama
(atau kurang lebih sama) dimensi sumber daya untuk memberlakukan strategi yang berbeda. Dalam baru
industri, identifikasi pemetaan unik kompetensi khusus untuk
strategi (Itam dan Numagini, 1992;. Bogner et al, 1998) mungkin dikaburkan oleh tinggi
derajat dari kedua ketidakpastian dan kompleksitas (Porac et al, 1989.). Dalam lingkungan ini
perusahaan memiliki persepsi yang berbeda-beda seperti masa depan yang bahkan perusahaan dengan khas
kompetensi pada dimensi sumber daya yang sama mungkin memberlakukan strategi yang cukup berbeda, dengan
konsekuensi banyak hilang "sweet spot" di ruang strategi yang paling sesuai dengan mereka
kompetensi khas masing-(Rosa dan Spaniol, 2005).