Since its development, this method

Since its development, this method has been adopted by researchers for different energy systems in various geographic locations. For example, Crilly and Zhelev (2008) applied the CEPAmethod to design the Irish electricity generation sector. Jia et al.(2009) employed CEPA methods to determine the targets of minimum clean energy usage, energy demand and the correspondingCO2 emissions for a chemical industrial park. Tan et al. (2009)presented a graphical methodology based on CEPA for planningretrofits for carbon capture and storage in the power generationsector. Atkins et al. (2010) extended the CEPA method to analyzethe electricity industry of New Zealand, where increased demandfor electricity over a multi-year time horizon was taken into account. Walmsley et al. (2014) combined CEPA with energy return oninvestment (EROI) analysis to investigate the feasibility of reachingand maintaining a renewable electricity target above 90% in NewZealand through to 2050. Walmsley et al. (2015) then modified the CEPA method to investigate the feasibility of New Zealand reachinga 1990 emission level for transportation by 2050.

Results (Indonesian) 1:

Since its development, this method has been adopted by researchers for different energy systems in various geographic locations. For example, Crilly and Zhelev (2008) applied the CEPA
method to design the Irish electricity generation sector. Jia et al.
(2009) employed CEPA methods to determine the targets of minimum clean energy usage, energy demand and the corresponding
CO2 emissions for a chemical industrial park. Tan et al. (2009)
presented a graphical methodology based on CEPA for planning
retrofits for carbon capture and storage in the power generation
sector. Atkins et al. (2010) extended the CEPA method to analyze
the electricity industry of New Zealand, where increased demand
untuk listrik lebih multi-tahun horison waktu diperhitungkan. Walmsley et al. (2014) dikombinasikan CEPA dengan pengembalian energi pada
investasi (Eroi) analisis untuk menyelidiki kelayakan mencapai
dan mempertahankan target listrik terbarukan di atas 90% di New
Zealand hingga tahun 2050. Walmsley et al. (2015) kemudian dimodifikasi metode CEPA untuk menyelidiki kelayakan Selandia Baru mencapai
tingkat emisi tahun 1990 untuk transportasi pada tahun 2050.

Results (Indonesian) 2:

Sejak perkembangannya, metode ini telah diadopsi oleh para peneliti untuk berbagai sistem energi di berbagai lokasi geografis. Misalnya, Crilly dan Zhelev (2008) mengaplikasikan CEPA
metode untuk merancang sektor pembangkit listrik Irlandia. Jia et al.
(2009) mempekerjakan metode CEPA untuk menentukan target penggunaan energi bersih minimum, permintaan energi dan sesuai
Emisi CO2 untuk industri kimia taman. Tan et al. (2009)
disajikan sebuah metodologi grafis berdasarkan CEPA untuk perencanaan
retrofits untuk penangkapan dan penyimpanan karbon pada pembangkit listrik
Sektor. Atkins et al. (2010) memperluas metode CEPA untuk menganalisis
industri listrik di Selandia Baru, di mana meningkatnya permintaan
untuk listrik selama multi-tahun waktu cakrawala diperhitungkan. Walmsley et al. (2014) dikombinasikan CEPA dengan pengembalian energi
Analisis investasi (EROI) untuk menyelidiki kelayakan mencapai
dan mempertahankan target listrik terbarukan di atas 90% di New
Selandia Baru hingga 2050. Walmsley et al. (2015) kemudian memodifikasi metode CEPA untuk menyelidiki kelayakan Selandia Baru mencapai
tingkat emisi 1990 untuk transportasi oleh 2050.