Existing studies (Ullman, 1956; Hay

Existing studies (Ullman, 1956; Hay & Smith, 1970; Goddard, 1970; Ogunsanya,1982; Ogunbodede, 2005) have shown on regional or macro scale that some pattern discerning techniques can be used in the identification of spatial pattern of flows between regions. One of such method is the non-routed cartographic techniques. Ogunsanya (1982) used the non-routed cartographic techniques to depict the result of the overall pattern of intra-metropolitan freight flow between fourteen (14) sectors in the city of Lagos. The overall pattern appears rather blurred indicating the complexity of intra-metropolitan freight flow and the inefficiency of the non-routed flow map in described the pattern. Ogunbodede (2005) also applied the same technique to the city of Akure and finally come up with a pattern of dominant flow of commuter traffic on the basis of which land use zones can be structured. This method, according to Ogunbodede (2005), enable us to identify each functional land use region on the basis of the intensity of interactions, specific flow may be identified as dominating others. This was done in order to identify the overall structure of commuter’s movement within the city of Akure.

Results (Indonesian) 1:

Studi yang ada (Ullman, 1956; Hay & Smith, 1970; Goddard, 1970; Nilasari, 1982; Ogunbodede, 2005) telah menunjukkan skala regional atau makro bahwa beberapa pola yang cerdas teknik dapat digunakan dalam identifikasi pola spasial aliran antara daerah. Salah satu metode tersebut adalah teknik kartografi dirutekan bebas. Nilasari (1982) digunakan teknik kartografi bebas-diarahkan untuk menggambarkan hasil dari pola keseluruhan aliran intra metropolitan kargo antara empat belas (14) sektor di kota Lagos. Pola keseluruhan tampak agak kabur menunjukkan kompleksitas aliran intra metropolitan kargo dan pemborosan peta aliran bebas-diarahkan dalam menggambarkan pola. Ogunbodede (2005) juga diterapkan teknik yang sama untuk kota Akure dan akhirnya datang dengan pola dominan arus lalu-lintas komuter berdasarkan yang tanahnya digunakan zona dapat distrukturisasi. Metode ini, menurut Ogunbodede (2005), memungkinkan kita untuk mengidentifikasi setiap kawasan penggunaan fungsional berdasarkan intensitas dari interaksi, aliran tertentu mungkin dapat diidentifikasi sebagai mendominasi orang lain. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi struktur keseluruhan pergerakan komuter di dalam kota Akure.

Results (Indonesian) 2:

Ada studi (Ullman, 1956; Hay & Smith, 1970; Goddard, 1970; Ogunsanya, 1982; Ogunbodede, 2005) telah menunjukkan pada skala regional atau makro bahwa beberapa pola teknik cerdas dapat digunakan dalam identifikasi pola spasial arus antar daerah . Salah satu metode tersebut adalah teknik kartografi non-routed. Ogunsanya (1982) menggunakan teknik non-dialihkan kartografi untuk menggambarkan hasil keseluruhan pola aliran barang intra-metropolitan antara empat belas (14) sektor di kota Lagos. Pola keseluruhan muncul agak kabur menunjukkan kompleksitas aliran intra-metropolitan barang dan inefisiensi peta non-dialihkan aliran dijelaskan pola. Ogunbodede (2005) juga menerapkan teknik yang sama untuk kota Akure dan akhirnya datang dengan pola aliran yang dominan lalu lintas komuter atas dasar yang zona penggunaan lahan dapat terstruktur. Metode ini, menurut Ogunbodede (2005), memungkinkan kita untuk mengidentifikasi masing-masing daerah penggunaan lahan fungsional atas dasar intensitas interaksi, aliran tertentu dapat diidentifikasi sebagai mendominasi orang lain. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi struktur keseluruhan gerakan komuter dalam kota Akure.