Back in 2011, when the award-winnin

Back in 2011, when the award-winning film “A Werewolf Boy” went into production, it was evident that the South Korean entertainment landscape would succumb in part to the rise of the supernatural/fantasy creature features currently sweeping Hollywood.

But while the other South Korean TV mini-series and films depicting vampire prosecutors, vampire k-pop idols, and ghosts were all mythology-heavy spectacles or campy comedies or dark, serious dramas, writer-director Jo Sung-hee opted for a quiet and emotional approach when he made “A Werewolf Boy.”

Results (Indonesian) 1:

kembali pada tahun 2011, ketika film pemenang penghargaan "seorang anak manusia serigala" masuk ke produksi, tampak jelas bahwa lanskap hiburan korea selatan akan menyerah sebagian munculnya makhluk supernatural / fantasy fitur saat menyapu hollywood.

tapi sementara yang lain selatan korean tv mini-seri dan film yang menggambarkan jaksa vampir, vampir k-pop berhala,dan hantu semua kacamata mitologi-berat atau komedi campy atau gelap, drama serius, penulis-sutradara jo sung-hee memilih pendekatan yang tenang dan emosional ketika ia membuat "anak manusia serigala."

Results (Indonesian) 2:

Kembali pada tahun 2011, ketika film pemenang penghargaan "A Werewolf Boy" pergi ke dalam produksi, itu adalah jelas bahwa lanskap hiburan Korea Selatan akan menyerah sebagian munculnya makhluk supranatural fantasi fitur saat ini menyapu Hollywood.

tapi sementara Mini Seri TV Korea Selatan dan film-film yang menggambarkan Jaksa vampir, vampir k-pop berhala, lainnya dan hantu itu semua mitologi-berat kacamata atau campy komedi atau drama gelap, serius, penulis-Direktur Jo Sung-hee memilih pendekatan yang tenang dan emosional ketika ia membuat "Werewolf Boy."