Medical monitoring of hazardous was

Medical monitoring of hazardous waste workers has posed many challenges. Since hazardous waste workers with the greatest opportunity for exposure should have a high level of training and protective equipment, few actually experience significant unprotected exposure. This is reflected by studies showing relatively few abnormalities detected among hazardous waste workers. On the other hand, workers with a lower level of exposures, but inadequate protection, may be at greater risk, and are less likely to be included in medical programs. Further, white collar hazardous waste workers were 67% more likely than blue collar workers to be in a surveillance program, even though they were less likely to be injured.

Results (Indonesian) 1:

pemantauan medis pekerja limbah berbahaya telah menimbulkan banyak tantangan. Karena pekerja limbah berbahaya dengan peluang terbesar untuk eksposur harus memiliki tingkat tinggi pelatihan dan peralatan pelindung, sedikit benar-benar mengalami paparan terlindungi signifikan. Hal ini tercermin dari penelitian yang menunjukkan relatif sedikit kelainan terdeteksi antara pekerja limbah berbahaya. Di sisi lain, pekerja dengan tingkat yang lebih rendah dari eksposur, tetapi perlindungan memadai, mungkin beresiko lebih besar, dan cenderung untuk dimasukkan dalam program medis. Selanjutnya, kerah putih pekerja limbah berbahaya adalah 67% lebih mungkin dibandingkan pekerja kerah biru berada dalam program pengawasan, meskipun mereka kurang mungkin akan terluka.

Results (Indonesian) 2:

Pemantauan medis pekerja limbah berbahaya telah menimbulkan banyak tantangan. Karena pekerja limbah berbahaya dengan peluang terbesar untuk paparan harus memiliki tingkat pelatihan dan peralatan pelindung yang tinggi, hanya sedikit yang mengalami eksposur yang signifikan yang tidak terlindungi. Hal ini tercermin dari studi yang menunjukkan kelainan relatif sedikit yang terdeteksi di antara pekerja limbah berbahaya. Di sisi lain, pekerja dengan tingkat eksposur yang lebih rendah, tetapi perlindungan yang tidak memadai, mungkin beresiko lebih besar, dan kurang kemungkinan untuk dimasukkan dalam program medis. Lebih lanjut, pekerja limbah kerah putih yang berbahaya 67% lebih mungkin daripada pekerja kerah biru untuk berada dalam program surveilans, meskipun mereka cenderung tidak terluka.