In general, it can be said that the

In general, it can be said that the number of species per
ha in all level is fluctuating, there is no increase tendency
or consistent decrease starting from plot of 1 year to 7
years. As regards with contribution of dipterocarp species
towards the total number of species in all level, it showed
that non dipterocarp species is the largest except for
seedling in plot of 4, 6, and 7 years old, and sapling in plot
of 6 years. Some tree species of dipterocarpaceae family
which is classified commercial found in the plot among
others are S. leprosula, Shorea laevis, Shorea johorensis,
etc. In general sense, the total of regeneration and tree level
in all research plots classified over average if it is referred
to the regulation of Indonesian selective cutting and
replanting system (TPTI). In our study, as resulting from
selective cutting of the overstory is expected to create
numerous canopy openings, and increased light availability
and changed the species composition. This finding in line
with the research conducted by Griffis et al. (2001), and
Angers et al. (2005) who stated that enhancing light
availability induces advance regeneration and change
coverage in the understory, even the species richness of
understory layer.

Results (Indonesian) 2:

Secara umum, dapat dikatakan bahwa jumlah spesies per
ha di semua level berfluktuasi, tidak ada peningkatan kecenderungan
atau penurunan yang konsisten mulai dari plot 1 tahun sampai 7
tahun. Mengenai dengan kontribusi dari spesies dipterocarp
terhadap jumlah spesies di semua tingkat, itu menunjukkan
bahwa spesies non dipterocarpaceae adalah yang terbesar kecuali untuk
bibit di plot berusia 4, 6, dan 7 tahun, dan anak pohon dalam plot
dari 6 tahun. Beberapa spesies pohon dipterocarpaceae keluarga
yang diklasifikasikan komersial ditemukan dalam plot antara
lain S. leprosula, Shorea laevis, Shorea johorensis,
dll Dalam pengertian umum, total regenerasi dan tingkat pohon
di seluruh plot penelitian diklasifikasikan lebih rata-rata jika itu adalah disebut
dengan peraturan pemotongan dan selektif Indonesia
penanaman sistem (TPTI). Dalam penelitian kami, sebagai akibat dari
pemotongan selektif overstory diharapkan untuk membuat
banyak bukaan kanopi, dan peningkatan ketersediaan cahaya
dan mengubah komposisi spesies. Temuan ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Griffis et al. (2001), dan
Angers et al. (2005) yang menyatakan bahwa meningkatkan cahaya
ketersediaan menginduksi regenerasi muka dan perubahan
cakupan di understory, bahkan kekayaan spesies dari
lapisan understory.