There were nonetheless definite lim

There were nonetheless definite limits to what British conservatives would support.
Jewish civil equality would have to wait, for example. More importantly, most conservatives
continued to resist the notion of reforming the archaic procedures by which
members of Parliament were elected. Similarly, they were opposed to repealing the Corn
Laws, passed in 1815 in a transparently self-interested move by large landowning (and
grain-producing) interests to introduce tariffs that protected the price of grain from
open-market
competition. Thus, grain prices remained artificially high, in what liberals
considered a particularly galling violation of the principles of free trade. Since large landholding
interests also depended on the electoral laws to keep them in power, the prospect
of electing members of Parliament who would repeal the Corn Laws seemed remote. But
high grain prices, which translated into high food costs and thus into high labor costs,
outraged
not only business interests but also leaders of the working class in Britain.

Results (Indonesian) 2:

Ada tetap batas yang pasti untuk apa konservatif Inggris akan mendukung.
Yahudi kesetaraan sipil harus menunggu, misalnya. Lebih penting lagi, yang paling konservatif
terus menolak gagasan mereformasi prosedur kuno dimana
anggota DPR terpilih. Demikian pula, mereka menentang membatalkan jagung
Hukum, lulus tahun 1815 dalam transparan diri tertarik pindah oleh pemilik tanah besar (dan
biji-bijian penghasil) kepentingan untuk memperkenalkan tarif yang dilindungi harga gabah dari
pasar terbuka
kompetisi. Dengan demikian, harga gabah tetap terlalu tinggi, dalam apa liberal
dianggap sebagai pelanggaran terutama menyakitkan dari prinsip-prinsip perdagangan bebas. Sejak pemilikan tanah besar
kepentingan juga tergantung pada undang-undang pemilu untuk menjaga mereka dalam kekuasaan, prospek
dari anggota pemilihan DPR yang akan mencabut Undang-undang Gandum tampak jauh. Tapi
harga gabah tinggi, yang diterjemahkan ke dalam biaya makanan tinggi dan dengan demikian menjadi biaya tenaga kerja tinggi,
marah
tidak hanya kepentingan bisnis tetapi juga pemimpin dari kelas pekerja di Inggris.