Chrysophyllum albidum SEED COTYLEDO

Chrysophyllum albidum
SEED COTYLEDONS
The seeds of
Chrysophyllum albidum
are about 1-1.5 x 2cm, beanlike,
shiny when ripe, compressed, with one sharp edge an
d a star-shaped
arrangement in the fruit. The seed coats are hard,
bony, shiny, and dark
brown, and when broken reveal white-coloured cotyle
dons.
The cotyledons from the seeds of
C. albidum
are used as ointments in the
treatment of vaginal and dermatological infections
in Western Nigeria
(Adewusi, 1997; Adisa, 2000; Madubuike & Ogbonnaya,
2000).
In Venezuela, the bitter pulverized seed is taken a
s a tonic, diuretic,
febrifuge and in the treatment of diarrhoea (Morton
, 1987) (Plate 3)

Results (Indonesian) 1:

Sawo albidum BIJI COTYLEDONSBenih-benih Sawo albidum yang tentang 1-1.5 x 2cm, beanlike, mengkilap ketika matang, dikompresi, dengan satu tajamd berbentuk bintang pengaturan buah. Mantel benih keras, tulang, mengkilap dan gelap coklat, dan ketika patah mengungkapkan berwarna putih cotyleDon.Cotyledons dari biji C. albidum digunakan sebagai salep di pengobatan infeksi vagina dan dermatologi di Barat Nigeria (Adewusi, 1997; ADISA, 2000; Madubuike & Ogbonnaya, 2000). Di Venezuela, benih bubuk pahit diambils tonik, diuretik, panas dan dalam pengobatan diare (Morton1987) (piring 3)

Results (Indonesian) 2:

Sawo albidum
SEED kotiledon
Benih
Sawo albidum
sekitar 1-1,5 x 2 cm, beanlike,
mengkilap saat masak, dikompresi, dengan satu sisi tajam sebuah
d berbentuk bintang-
pengaturan dalam buah. The kulit biji yang keras,
tulang, mengkilap, dan gelap
coklat, dan bila rusak mengungkapkan berwarna putih cotyle
don.
The kotiledon dari biji
C. albidum
digunakan sebagai salep dalam
pengobatan infeksi vagina dan dermatologis
di Western Nigeria
(Adewusi, 1997; Adisa, 2000; Madubuike & Ogbonnaya,
2000).
Di Venezuela, biji ditumbuk pahit mengambil
s tonik, diuretik,
obat penurun panas dan di pengobatan diare (Morton
, 1987) (Plat 3)