The low seasonal variation in non m

The low seasonal variation in non mat soil CF suggests that even if there were significant seasonal shifts in labile C coming into the system, it was not reflected in shifts in CF(Fig. 2A). However, there were relatively dramatic seasonal shifts seen in mat soils, with peaks in December and March through August. The peak during the growing season would be expected if rhizosphere biomass were tied to primary productivity and to the release of labile compounds by the ectomycorrhizal hyphae to drive rhizosphere productivity(Waring and Schlesinger 1985).

Results (Indonesian) 1:

variasi musiman rendah cf non tanah tikar menunjukkan bahwa bahkan jika ada perubahan musiman yang signifikan dalam labil c masuk ke dalam sistem, itu tidak tercermin dalam pergeseran dalam cf (gbr. 2a). Namun, ada pergeseran musiman relatif dramatis terlihat di tanah tikar, dengan puncak pada bulan Desember dan berbaris melalui Agustus.puncak selama musim tanam akan diharapkan jika biomassa rizosfir yang terkait dengan produktivitas primer dan pelepasan senyawa labil oleh hifa ektomikoriza untuk mendorong produktivitas rizosfir (waring dan Schlesinger 1985).

Results (Indonesian) 2:

Variasi musiman yang rendah di tanah bebas mat CF menunjukkan bahwa bahkan jika ada perubahan musiman yang penting dalam C labil yang datang ke dalam sistem, itu tidak tercermin dalam pergeseran CF (Fig. 2A). Namun, ada pergeseran musiman relatif dramatis yang terlihat dalam mat tanah, dengan puncak pada bulan Desember dan Februari hingga Agustus. Puncak selama musim tanam akan diharapkan jika rhizosphere biomassa terikat untuk produktivitas utama dan pelepasan labil senyawa oleh hyphae ektomikoriza drive rhizosphere produktivitas (Waring dan Schlesinger 1985).