DiscussionThe results show that var

Discussion
The results show that various aspects of the sitatungas’ behaviour
are significantly different between biologically-relevant and other
enclosure zones. The frequencies of three behaviours (standing,
sitting/ruminating and feeding) were significantly different from
morning to afternoon, thereby reflecting, in part, natural activity
patterns. The modified SPI value (0.61) indicates that the sitatunga
were not utilising all aspects of their enclosure equally and the sitatungas’
significant preference for reedy / long-grassy areas is supported
by the inferential analysis and by Figure 5. The herd spent
54% of its time in only 28% of the enclosure, suggesting that improvements
to the remaining 72% encourage more widespread
movement and a fuller development of a daily activity pattern.
The increased usage of these natural areas may also be explained
by the behavioural ecology of the sitatunga and the need to
conduct important state behaviours (feeding, resting, standing) in an
environment most suitable for their performance. Comparing with
observations from Owen (1970), Kingdon (1982), Games (1983),
Estes (1991), Starin (2000) and Robinchaud (2011), sitatunga were
observed to remain sedentary in reedy, or long-grass beds during
the day; such habitats were reflected in this captive setting and the
same behaviours were observed within them. Important functions
of long-grass for sitatunga in the wild include places to hide from
predators, provision of shelter from high temperature and sites for
rumination (Estes 1991; Wronski et al. 2006). Figure 4 shows the
relative proportion of time spent in a relatively small area of the
enclosure (11%) compared to all of the other space available to the
animals. Whilst not all behavioural functions are required per se in a
captive setting, it is important to provide animals with the choice to
perform behaviour that has a high motivational value (Duncan
1998); such activities can be reliable indicators of positive welfare
(de Jonge et al. 2008). It is recommended that sitatunga be given
more areas of long grass and reeds to facilitate their apparent preference
for this type of “habitat”.

Results (Indonesian) 1:

DiscussionThe results show that various aspects of the sitatungas’ behaviourare significantly different between biologically-relevant and otherenclosure zones. The frequencies of three behaviours (standing,sitting/ruminating and feeding) were significantly different frommorning to afternoon, thereby reflecting, in part, natural activitypatterns. The modified SPI value (0.61) indicates that the sitatungawere not utilising all aspects of their enclosure equally and the sitatungas’significant preference for reedy / long-grassy areas is supportedby the inferential analysis and by Figure 5. The herd spent54% of its time in only 28% of the enclosure, suggesting that improvementsto the remaining 72% encourage more widespreadmovement and a fuller development of a daily activity pattern.The increased usage of these natural areas may also be explainedby the behavioural ecology of the sitatunga and the need toconduct important state behaviours (feeding, resting, standing) in anenvironment most suitable for their performance. Comparing withobservations from Owen (1970), Kingdon (1982), Games (1983),Estes (1991), Starin (2000) and Robinchaud (2011), sitatunga wereobserved to remain sedentary in reedy, or long-grass beds duringthe day; such habitats were reflected in this captive setting and thesame behaviours were observed within them. Important functionsof long-grass for sitatunga in the wild include places to hide fromPredator, penyediaan tempat berlindung dari suhu tinggi dan situs untukperenungan (Estes 1991; Wronski et al., 2006). Gambar 4 menunjukkanrelatif proporsi waktu yang dihabiskan di daerah yang relatif kecilkandang (11%) dibandingkan dengan Semua Ruang lain yang tersedia untukhewan. Sementara tidak semua fungsi perilaku dibutuhkan per se dalamtawanan pengaturan, sangat penting untuk memberikan binatang dengan pilihan untukmelakukan perilaku yang memiliki motivasi tinggi nilai (Duncan1998); aktivitas tersebut dapat diandalkan indikator positif kesejahteraan(de Jonge et al., 2008). Dianjurkan sitatunga yang diberikandaerah-daerah yang lebih panjang rumput dan alang-alang untuk memfasilitasi preferensi mereka jelasuntuk jenis "habitat".

Results (Indonesian) 2:

Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai aspek perilaku sitatungas '
berbeda secara signifikan antara biologis yang relevan dan lainnya
zona kandang. Frekuensi tiga perilaku (berdiri,
duduk / merenungkan dan makan) secara signifikan berbeda dari
pagi hingga sore hari, sehingga mencerminkan, sebagian, aktivitas alam
pola. Nilai SPI dimodifikasi (0.61) menunjukkan bahwa sitatunga yang
tidak memanfaatkan semua aspek kandang mereka sama-sama dan sitatungas '
preferensi yang signifikan untuk reedy / daerah lama-berumput didukung
oleh analisis inferensial dan oleh Gambar 5. kawanan yang menghabiskan
54% dari waktu hanya 28% dari kandang, menunjukkan bahwa perbaikan
ke 72% sisanya mendorong lebih luas
gerakan dan perkembangan yang lebih lengkap dari pola aktivitas sehari-hari.
penggunaan meningkatnya daerah-daerah alami juga dapat dijelaskan
dengan ekologi perilaku dari sitatunga yang dan kebutuhan untuk
melakukan perilaku negara penting (makan, istirahat, berdiri) dalam
lingkungan yang paling cocok untuk kinerja mereka. Membandingkan dengan
pengamatan dari Owen (1970), Kingdon (1982), Game (1983),
Estes (1991), starin (2000) dan Robinchaud (2011), sitatunga yang
diamati untuk tetap menetap di reedy, atau tempat tidur lama-rumput selama
satu hari; habitat tersebut tercermin dalam pengaturan penangkaran ini dan
perilaku yang sama diamati dalam diri mereka. Fungsi penting
dari panjang-rumput untuk sitatunga di alam liar termasuk tempat untuk bersembunyi dari
predator, penyediaan tempat berlindung dari suhu tinggi dan situs untuk
ruminasi (Estes 1991;. Wronski et al 2006). Gambar 4 menunjukkan
proporsi relatif dari waktu yang dihabiskan di daerah yang relatif kecil dari
kandang (11%) dibandingkan dengan semua ruang lain yang tersedia untuk
hewan. Sementara tidak semua fungsi perilaku yang diperlukan per se dalam
pengaturan penangkaran, penting untuk menyediakan hewan dengan pilihan untuk
melakukan perilaku yang memiliki nilai motivasi yang tinggi (Duncan
1998); kegiatan tersebut dapat menjadi indikator yang dapat diandalkan kesejahteraan positif
(de Jonge et al. 2008). Disarankan bahwa sitatunga diberikan
lebih banyak wilayah rumput panjang dan alang-alang untuk memfasilitasi preferensi jelas mereka
untuk jenis "habitat".