Philosophical pathMany large books

Philosophical path
Many large books are being written about the theme of how we have moved from the ancient to the modern and now to the late modern/postmodern situation. What I would like to do here is merely mention some stepping stones along the path. It is worth noting that the movement of western thought and society has been analysed as led by a changing dialectical motif. Dooyeweerd6 thinks that the Greeks were led by a philosophical dialectic between eternal ‘form’ and transient ‘matter’, while the Medieval Age synthesized this into a theological dialectic of ‘nature’ and ‘grace’. Modern/postmodern thought follows a dialectic between ‘scientific determinism’ and ‘freedom of personality’. So we hear voices saying that we are not much more than the product of our DNA, while others say we have no fixed essence and we are nothing more than the choices we make.

Results (Indonesian) 1:

Jalan filosofisBanyak buku besar sedang menulis tentang tema bagaimana kami telah pindah dari kuno ke modern dan sekarang situasi modern postmodern akhir. Apa yang saya ingin lakukan di sini adalah hanya menyebutkan beberapa batu loncatan sepanjang jalan. It's worth dicatat bahwa gerakan pemikiran-pemikiran Barat dan masyarakat telah dianalisis seperti yang dipimpin oleh motif dialektis berubah. Dooyeweerd6 berpikir bahwa orang Yunani dipimpin oleh filosofis dialektika antara kekal 'bentuk' dan sementara 'masalah', sementara zaman abad pertengahan disintesis ini ke dialektika teologis 'alam' dan 'grace'. Modern/postmodern pikir berikut dialektika antara 'ilmiah determinisme' dan 'kebebasan kepribadian'. Jadi kita mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa kita tidak lebih dari produk dari DNA kita, sementara yang lain mengatakan kami memiliki esensi tetap ada dan kita tidak lebih dari pilihan kami membuat.

Results (Indonesian) 2:

Jalan filosofis
Banyak buku besar sedang menulis tentang tema bagaimana kita telah pindah dari kuno ke modern dan sekarang untuk akhir situasi modern / postmodern. Apa yang ingin saya lakukan di sini adalah hanya menyebutkan beberapa batu loncatan sepanjang jalan. Perlu dicatat bahwa gerakan pemikiran barat dan masyarakat telah dianalisis sebagai dipimpin oleh motif dialektis berubah. Dooyeweerd6 berpikir bahwa Yunani dipimpin oleh dialektika filosofis antara 'bentuk' yang kekal dan sementara 'peduli', sedangkan Medieval Age disintesis ini menjadi dialektika teologis dari 'alam' dan 'anugerah'. Modern / pemikiran postmodern mengikuti dialektika antara 'determinisme ilmiah' dan 'kebebasan kepribadian'. Jadi kita mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa kita tidak lebih dari produk DNA kami, sementara yang lain mengatakan kami tidak memiliki esensi yang tetap dan kita tidak lebih dari pilihan yang kita buat.