The "K-pistol" of the Mark 6 used a

The "K-pistol" of the Mark 6 used a copper antenna which extended upwards to just below the surface. This was connected by a relay to a copper plate on the outside of the mine. Seawater acted as the electrolyte of a battery which would be formed when a ship with a steel hull approached and touched the antenna. The current running down the antenna operated the relay and exploded the mine. This method allowed each mine to cover a wider area, meaning that fewer mines could be used to cover a given area than with the horn type. In modern terms, the "K" device exploited the Underwater Electric Potential (UEP) effect.


Results (Indonesian) 1:

"K-pistol" Mark 6 dulu antena tembaga yang diperpanjang ke atas tepat di bawah permukaan. Ini dihubungkan dengan relay ke piring tembaga di luar tambang. Air laut bertindak sebagai elektrolit baterai yang akan terbentuk ketika kapal dengan hull baja mendekati dan menyentuh antena. Saat ini mengalir antena dioperasikan relay dan meledak tambang. Metode ini memungkinkan setiap tambang untuk menutupi area yang lebih luas, yang berarti bahwa lebih sedikit tambang dapat digunakan untuk menutupi daerah yang diberikan daripada dengan jenis tanduk. Dalam istilah, "K" perangkat dieksploitasi efek Underwater listrik potensial (UEP).

Results (Indonesian) 2:

"K-pistol" dari 6 Mark digunakan antena tembaga yang diperpanjang atas tepat di bawah permukaan. Hal ini dihubungkan dengan relay untuk piring tembaga di luar tambang. Air laut bertindak sebagai elektrolit baterai yang akan terbentuk ketika sebuah kapal dengan lambung baja mendekati dan menyentuh antena. Arus mengalir antena dioperasikan relay dan meledak tambang. Metode ini memungkinkan setiap tambang untuk menutupi area yang lebih luas, yang berarti bahwa tambang lebih sedikit dapat digunakan untuk menutupi daerah tertentu daripada dengan jenis tanduk. Dalam istilah modern, "K" perangkat dieksploitasi Potensi (UEP) efek Underwater listrik.