He refers to the widespread interna

He refers to the widespread international push toward democracy during this period as the "third wave" (not to be confused with Alvin Toffler's "third wave" which became the byword of people like Newt Gingrich in the 1990s). The other "waves" occurred from 1828-1926 and 1943-1962, each followed by reversals. Huntington recognizes that democratic transitions, consolidations, and collapses can all result from a variety of dynamics, and while he explores several of them both analytically and historically, he is more concerned with developing a post hoc explanation than an all-embracing model or predictive theory.

Results (Indonesian) 1:

Dia merujuk kepada push luas internasional menuju demokrasi selama periode ini sebagai "wave ketiga" (tidak harus bingung dengan Alvin Toffler's "wave ketiga" yang menjadi sindiran orang-orang seperti Newt Gingrich pada 1990-an). Lain "gelombang" terjadi dari 1828-1926 dan 1943-1962, masing-masing diikuti oleh pembalikan. Huntington mengakui bahwa transisi Demokratik, konsolidasi dan runtuh dapat semua hasil dari berbagai dinamika, dan sementara ia membahas beberapa dari mereka secara historis maupun analitis, ia lebih peduli dengan mengembangkan penjelasan post hoc daripada merangkul semua model atau prediksi teori.

Results (Indonesian) 2:

Dia mengacu pada dorongan internasional yang luas menuju demokrasi selama periode ini sebagai "gelombang ketiga" (tidak harus bingung dengan "gelombang ketiga" Alvin Toffler yang menjadi buah bibir orang-orang seperti Newt Gingrich pada 1990-an). Yang lain "gelombang" terjadi dari 1828-1926 dan 1943-1962, masing-masing diikuti oleh pembalikan. Huntington mengakui bahwa transisi demokrasi, konsolidasi, dan runtuh semua bisa hasil dari berbagai dinamika, dan sementara ia mengeksplorasi beberapa dari mereka berdua analitis dan historis, ia lebih peduli dengan mengembangkan penjelasan post hoc dari model semua-merangkul atau teori prediktif .