the standard social factors correla

the standard social factors correlated with dependent linguistic variables (Chambers
1993; also see Ash 2002, Cheshire 2002, Fought 2002). By this model, a person is an
intersection of social groups. Wolfram, Hazen, and Tamburro (1997) take this model
to its logical conclusion when investigating a speech community of one, the last lifelong
African American in Ocracoke, North Carolina. In contrast, drawing partly from
Goffman’s (1959) study of ‘self’, the work of anthropological communication studies
(Gumperz 1982), and social psychology (Giles & St. Clair 1979), the individual approach
encapsulates nonlinguistic factors in a person’s IDENTITY.1 Investigating identity
allows inclusion of speakers’ attitudes and beliefs in the explanation of language variation,
which can enhance traditional speech community studies (Mendoza-Denton 2002).
The overarching identity of a speaker usually comprises subidentities of age, gender,2
ethnicity, social class, sexual orientation (Jacobs 1996), and communities of practice
(Holmes 1999, Meyerhoff 2002).

Results (Indonesian) 1:

faktor-faktor sosial standar yang berkorelasi dengan tergantung linguistik variabel (Chambers1993; juga lihat Ash 2002, Cheshire 2002, berjuang 2002). Dengan model ini, seseorang adalahpersimpangan dari kelompok sosial. Wolfram, Hazen dan Tamburro (1997) mengambil model inike kesimpulan logis ketika menyelidiki komunitas pidato satu, yang terakhir seumur hidupAfrika Amerika di Ocracoke, North Carolina. Sebaliknya, menggambar sebagian dariSistema1927 's (1959) studi 'diri', karya ilmu antropologi komunikasi(Gumperz 1982), dan Psikologi Sosial (Giles & St Clair 1979), pendekatan individumerangkum nonlinguistic faktor dalam identitas seseorang IDENTITY.1 investigasimemungkinkan masuknya para pembicara sikap dan keyakinan dalam penjelasan mengenai variasi bahasa,yang dapat meningkatkan tradisional masyarakat pidato studi (Mendoza-Denton 2002).Identitas menyeluruh pembicara biasanya terdiri dari subidentities dari usia, jenis kelamin, 2etnis, kelas sosial, orientasi seksual (Jacobs 1996), dan masyarakat praktek(Holmes 1999, Meyerhoff 2002).

Results (Indonesian) 2:

faktor sosial standar berkorelasi dengan variabel linguistik dependen (Chambers
1993; lihat juga Ash 2002, Cheshire 2002, Berjuang 2002). Dengan model ini, seseorang merupakan
persimpangan kelompok sosial. Wolfram, Hazen, dan Tamburro (1997) mengambil model ini
kesimpulan logis ketika menyelidiki komunitas pidato satu, seumur hidup terakhir
Afrika Amerika di Ocracoke, North Carolina. Sebaliknya, menggambar sebagian dari
(1959) studi Goffman 'diri', karya studi komunikasi antropologis
(Gumperz 1982), dan psikologi sosial (Giles & St Clair 1979), pendekatan individual
merangkum faktor nonlinguistik di IDENTITAS seseorang. 1 identitas Investigasi
memungkinkan masuknya sikap dan keyakinan speaker 'dalam penjelasan variasi bahasa,
yang dapat meningkatkan studi masyarakat tutur tradisional (Mendoza-Denton 2002).
Identitas menyeluruh dari speaker biasanya terdiri subidentities dari usia, jenis kelamin, 2
etnis, sosial kelas, orientasi seksual (Jacobs 1996), dan praktek masyarakat
(Holmes 1999, Meyerhoff 2002).