Teachers see LI as a positive facto

Teachers see LI as a positive factor in the class rather than as a negative factor to be endured.

Teachers introduce activities that deliberately involve both languages.

Sample in-class instruction:
“Write down your favourite recipe in your L1 and then decide how you would explain it in the L2 to a fellow student with a different LI”  see student as an intercultural speaker, not an imitation L1 user

Results (Indonesian) 1:

guru melihat li sebagai faktor positif dalam kelas bukan sebagai faktor negatif yang akan bertahan

guru memperkenalkan kegiatan yang sengaja melibatkan kedua bahasa

sampel di kelasnya instruksi:.
"menuliskan resep favorit Anda dalam l1 dan. kemudian memutuskan bagaimana Anda akan menjelaskannya di l2 ke sesama mahasiswa dengan li berbeda " melihat mahasiswa sebagai pembicara antarbudaya,bukan pengguna l1 imitasi

Results (Indonesian) 2:

Para guru melihat LI sebagai faktor positif di kelas dan bukan sebagai faktor negatif boleh.

guru memperkenalkan aktivitas yang sengaja melibatkan bahasa kedua.

sampel di kelas instruksi:
 "Menuliskan resep favorit Anda dalam L1 Anda dan kemudian memutuskan bagaimana Anda akan menjelaskan dalam L2 kepada sesama mahasiswa dengan LI berbeda" melihat siswa sebagai pembicara Antarbudaya, tidak imitasi L1 pengguna