The idea of an "origin house" in Ma

The idea of an "origin house" in Manggarai is closely linked with the idea of an
"origin village", a beo.60 Villages that are "origin villages"
?
beo, have a higher status
than golo, those villages who have branched out from them and trace their origin to them.
The same is true of houses; "origin houses" are higher in status than those houses which
have branched from them, as the niang wowang in Todo village is higher in status than
the eight other houses there that trace their origin to it. As an "origin village", a beo must
have an "origin house", commonly called a "drum house"
?
mbaru tembong, or mbaru
gendang, where the leader of the village lives and where the drums, which are an important
means of communication with the supernatural, are kept. On top of these houses is
ornamentation, often in the form of buffalo horns, differentiating them from other houses.61
The beo must also have a compang, a sacred place in the center of the village consisting
of a mound of stones and often a banyan tree, where sacrifices are made, offerings are
placed and where important dead are buried.

Results (Indonesian) 2:

Ide tentang "asal rumah" di Manggarai terkait erat dengan gagasan tentang
"desa asal", sebuah Desa beo.60 yang "desa
asal"?
Beo, memiliki status yang lebih tinggi
daripada golo, desa-desa yang telah bercabang . dari mereka dan melacak asal mereka untuk mereka
yang sama berlaku dari rumah; "rumah asal" yang lebih tinggi status dari rumah-rumah yang
telah bercabang dari mereka, sebagai wowang niang di desa Todo lebih tinggi status dari
delapan rumah lainnya ada yang menelusuri asal mereka untuk itu. Sebagai "desa asal", beo harus
memiliki "rumah asal", yang biasa disebut "drum
rumah"?
Mbaru Tembong, atau mbaru
gendang, di mana pemimpin kehidupan desa dan di mana drum, yang merupakan penting
sarana komunikasi dengan supranatural, disimpan. Di atas rumah-rumah ini adalah
ornamen, sering dalam bentuk tanduk kerbau, membedakan mereka dari houses.61 lainnya
beo juga harus memiliki compang, tempat suci di pusat desa yang terdiri
dari gundukan batu dan sering beringin pohon, di mana pengorbanan yang dibuat, korban yang
ditempatkan dan mana yang penting mati dikuburkan.