The buffering capacity of a lake de

The buffering capacity of a lake depends on the geology of the lake basin and watershed. Lakes in regions with siliceous bedrock (e.g., Scandinavia, north-eastern United States, eastern Canada) receive little calcium and are therefore poorly buffered. An addition of acids, such as sulfuric and nitric acids from acid rain, rapidly depresses the pH in these naturally acidic lakes. Calcium-poor bogs have pH values as low as 4.5, an acidity about 1000 times that of neutral water, due to their humic acids. Volcanic activity can also result in extremely low pH values. For example, a crater lake in El Salvador had a pH of 2 due to sulfuric acid produced by fumaroles. There are also examples of naturally alkaline lakes that may have a pH greater than 9, such as the soda lakes in which sodium carbonate (Na2CO3) replaces calcium carbonate. Most of these lakes are closed basins lacking an outlet, located in arid regions. Well-known examples are Lake Nakuru (Vareschi and Jacobs 1985) in Kenya and Lake Lenore and Soap Lake in Washington, studied extensively by W. T. Edmondson (Edmondson 1991).

Results (Indonesian) 1:

Kapasitas buffer Danau tergantung pada geologi basin danau dan Das. Danau di daerah dengan pemutusan bedrock (misalnya, Scandinavia, utara-timur Amerika Serikat, Kanada Timur) menerima sedikit kalsium dan karena itu buruk buffered. Penambahan asam, seperti asam sulfat dan nitrat dari hujan asam, dengan cepat menekan pH di danau alami asam ini. Kalsium-miskin rawa memiliki nilai pH rendah sebagai sebagai 4,5, keasaman sekitar 1000 kali air netral, karena asam humat mereka. Aktivitas gunung berapi juga dapat menghasilkan nilai-nilai pH yang sangat rendah. Sebagai contoh, sebuah danau kawah di El Salvador memiliki pH 2 karena asam sulfat yang diproduksi oleh fumarol. Ada juga contoh danau alami alkali yang mungkin memiliki pH lebih dari 9, seperti soda Danau di mana natrium karbonat (Na2CO3 hadir dalam) menggantikan kalsium karbonat. Sebagian besar Danau ini adalah tertutup cekungan kurang outlet, terletak di daerah-daerah kering. Contoh terkenal adalah Lake Nakuru (Vareschi dan Jacobs 1985) di Kenya dan Danau Lenore dan sabun Danau di Washington, dipelajari secara ekstensif oleh W. T. Edmondson (Edmondson 1991).

Results (Indonesian) 2:

Kapasitas penyangga danau tergantung pada geologi danau baskom dan DAS. Danau di daerah dengan batuan dasar silika (misalnya, Skandinavia, utara-timur Amerika Serikat, Kanada timur) menerima sedikit kalsium dan karena itu buruk buffer. Penambahan asam, seperti asam sulfat dan nitrat dari hujan asam, cepat menekan pH di danau ini secara alami asam. Rawa kalsium miskin memiliki nilai pH serendah 4,5, keasaman sekitar 1000 kali air netral, karena asam humat mereka. Aktivitas gunung berapi juga dapat menghasilkan nilai pH yang sangat rendah. Sebagai contoh, sebuah danau kawah di El Salvador memiliki pH 2 karena asam sulfat yang dihasilkan oleh fumarol. Ada juga contoh danau alami basa yang mungkin memiliki pH lebih besar dari 9, seperti danau soda di mana natrium karbonat (Na2CO3) menggantikan kalsium karbonat. Sebagian besar danau ini cekungan tertutup kurang outlet, yang terletak di daerah kering. Contoh terkenal adalah Danau Nakuru (Vareschi dan Jacobs 1985) di Kenya dan Danau Lenore dan Soap Lake di Washington, dipelajari secara ekstensif oleh WT Edmondson (Edmondson 1991).