Comparison of current account adjus

Comparison of current account adjustments followed by CPI based REER shocks in European transition economies for both pre-crisis and extended periods revealed several crucial implications. Current accounts in both groups of countries seem to be vulnerable to effects associated with real exchange rates (determined by relative consumer prices) dynamics. During the pre-crisis period, current accounts in the group of “floaters” seem to be more vulnerable to unpredicted real exchange rate shocks. Despite slightly delayed load of the positive effect (in comparison with countries from the group of “peggers”) its durability was obviously higher. Our results for the extended period suggest increased short-term exposure of current accounts of both groups of countries, though markedly higher in the group of “floaters”, to exchange rate shocks but with reduced durability of positive effects.

Results (Indonesian) 1:

Perbandingan rekening penyesuaian diikuti oleh CPI berbasis REER guncangan dalam ekonomi Eropa transisi untuk kedua sebelum krisis dan jangka waktu mengungkapkan beberapa implikasi yang penting. Rekening pada kedua kelompok negara tampaknya akan rentan terhadap efek yang terkait dengan dinamika nilai tukar yang nyata (ditentukan oleh harga relatif konsumen). Selama periode pra-krisis, rekening dalam kelompok "floaters" tampaknya menjadi lebih rentan terhadap guncangan terduga nilai tukar riil. Meskipun sedikit tertunda beban efek positif (dibandingkan dengan negara-negara dari kelompok "peggers") daya tahan adalah jelas lebih tinggi. Hasil kami untuk perpanjangan waktu menunjukkan peningkatan paparan jangka pendek dari rekening dari kedua kelompok negara, meskipun sangat tinggi dalam kelompok "floaters", nilai tukar guncangan tetapi dengan keawetan mengurangi efek positif.

Results (Indonesian) 2:

Perbandingan penyesuaian giro diikuti oleh CPI berdasarkan guncangan REER dalam ekonomi transisi Eropa untuk kedua pra-krisis dan waktu yang lama mengungkapkan beberapa implikasi penting. Giro pada kedua kelompok negara tampaknya rentan terhadap efek terkait dengan nilai tukar riil (ditentukan oleh harga konsumen relatif) dinamika. Selama periode pra-krisis, giro pada kelompok "floaters" tampaknya lebih rentan terhadap guncangan nilai tukar riil tidak diperkirakan. Meskipun beban sedikit tertunda dari efek positif (dibandingkan dengan negara-negara dari kelompok "peggers") daya tahan jelas lebih tinggi. Hasil kami untuk periode yang diperpanjang menyarankan peningkatan paparan jangka pendek dari giro dari kedua kelompok negara, meskipun nyata lebih tinggi pada kelompok "floaters", untuk bertukar guncangan tingkat tetapi dengan mengurangi daya tahan efek positif.