The government’s target for self-su

The government’s target for self-suffiency in soybean production in 3 years appeared hard to be realized because there is no certainty of reference price for soybean. For that, the government is asked to immediately ensure the realization of reference price (HBP) for soybean. Deputy of Production Statistic Field of Statistic Central Burreau, Adi Laksmono, said that self-suffiency in soybean is also difficult to be realized due to limited lands for soybeans and less interest of farmers to grow soybeans. According to him, to raise the farmers’ interest to grow soybean, the government needs to improve the additional lands and the reference price for soybean, as well as giving training for soybean farmers to increase soybean productivity. Previously, HBP for soybean was determined at around Rp. 7,600 per kilogram, which was valid for the period of July-September 2014. “If the HBP is increased to be Rp. 8,000 per kilogram, surely there will be many farmers who are willing to grow soybean again, however, the provision of HBP is also based on the factors related that,” said by Haryono, Task Executor of Director General of food of Agriculture Ministry.

Results (Indonesian) 1:

Target pemerintah untuk diri-suffiency dalam produksi kedelai dalam 3 tahun muncul sulit untuk dapat terwujud karena ada kepastian dari referensi harga kedelai. Untuk itu, pemerintah diminta untuk segera memastikan realisasi harga referensi (HBP) untuk kedelai. Deputi bidang produksi Statistik bidang Statistik Pusat Burreau, Adi Laksmono, mengatakan bahwa diri-suffiency di kedelai juga sulit untuk direalisasikan karena tanah yang terbatas untuk kedelai dan kurang kepentingan petani untuk menanam kedelai. Menurut dia, untuk meningkatkan minat petani untuk tumbuh kedelai, pemerintah perlu meningkatkan wilayah tambahan dan harga referensi untuk kedelai, serta memberikan pelatihan bagi petani kedelai untuk meningkatkan produktivitas kedelai. Sebelumnya, HBP untuk kedelai ditentukan di sekitar Rp. 7,600 per kilogram, yang ini berlaku untuk periode Juli-September 2014. "Jika HBP meningkat menjadi Rp. 8.000 per kg, pasti akan ada banyak petani yang bersedia untuk tumbuh kedelai lagi, namun, penyediaan HBP juga didasarkan pada faktor-faktor yang berhubungan dengan itu," dikatakan oleh Haryono, Pelaksana tugas Direktur Jenderal makanan dari Departemen Pertanian.

Results (Indonesian) 2:

Target pemerintah untuk diri Kecukupan produksi kedelai dalam 3 tahun tampak sulit untuk direalisasikan karena tidak ada kepastian harga acuan untuk kedelai. Untuk itu, pemerintah diminta untuk segera memastikan realisasi harga referensi (HBP) untuk kedelai. Deputi Produksi Statistik Bidang Pusat Statistik Burreau, Adi Laksmono, mengatakan bahwa diri Kecukupan kedelai juga sulit untuk diwujudkan karena lahan yang terbatas untuk kedelai dan bunga yang petani untuk menanam kedelai. Menurut dia, untuk meningkatkan minat petani untuk menanam kedelai, pemerintah perlu meningkatkan tanah tambahan dan harga referensi untuk kedelai, serta memberikan pelatihan bagi petani kedelai untuk meningkatkan produktivitas kedelai. Sebelumnya, HBP kedelai ditentukan sekitar Rp. 7.600 per kilogram, yang berlaku untuk periode Juli-September 2014. "Jika HBP meningkat menjadi Rp. 8.000 per kilogram, pasti akan ada banyak petani yang bersedia untuk tumbuh kedelai lagi, namun, penyediaan HBP juga didasarkan pada faktor-faktor yang terkait itu, "kata Haryono oleh, Tugas Pelaksana Direktur Jenderal makanan Kementerian Pertanian.