FIRST THE TALIBAN took our music, t

FIRST THE TALIBAN took our music, then our Buddhas, then our history. One of our favourite things
was going on school trips. We were lucky to live in a paradise like Swat with so many beautiful
places to visit – waterfalls, lakes, the ski resort, the wali’s palace, the Buddha statues, the tomb of
Akhund of Swat. All these places told our special story. We would talk about the trips for weeks
beforehand, then, when the day finally came, we dressed up in our best clothes and piled into buses
along with pots of chicken and rice for a picnic. Some of us had cameras and took photographs. At the
end of the day my father would make us all take turns standing on a rock and tell stories about what
we had seen. When Fazlullah came there were no more school trips. Girls were not supposed to be
seen outside.

Results (Indonesian) 1:

pertama Taliban mengambil musik kami, maka Buddha kita, maka sejarah kita. salah satu hal favorit kami
sedang terjadi perjalanan sekolah. kita beruntung hidup di surga seperti memukul dengan begitu banyak indah
tempat untuk mengunjungi - air terjun, danau, resor ski, istana wali itu, patung-patung buddha, makam
Akhund dari swat. semua tempat-tempat ini menceritakan kisah khusus kami. kita akan berbicara tentang perjalanan selama berminggu-minggu
terlebih dahulu, kemudian, ketika hari akhirnya datang, kami berdandan dengan pakaian terbaik dan masuk ke dalam bus
bersama dengan pot ayam dan beras untuk piknik. beberapa dari kami memiliki kamera dan mengambil foto. pada
akhir hari ayahku akan membuat kita semua bergiliran berdiri di atas batu dan bercerita tentang apa
kami telah melihat. ketika Fazlullah datang tidak ada perjalanan sekolah lagi. gadis tidak seharusnya
terlihat di luar.

Results (Indonesian) 2:

PERTAMA THE TALIBAN mengambil musik kami, kemudian kami Buddha, kemudian sejarah kita. Salah satu hal favorit kami
akan perjalanan sekolah. Kita beruntung untuk hidup di surga seperti Swat dengan begitu banyak yang indah
tempat untuk mengunjungi-air terjun, Danau, resor ski, wali palace, patung-patung Buddha, makam
Akhund Swat. Semua tempat-tempat ini menceritakan kisah khusus kami. Kita akan berbicara tentang perjalanan selama minggu
terlebih dahulu, kemudian, ketika hari akhirnya datang, kita berdandan pakaian terbaik kami dan naik ke bus
bersama dengan pot ayam dan beras untuk piknik. Sebagian dari kita memiliki kamera dan mengambil foto. Di
akhir hari ayah saya akan membuat kita semua bergiliran berdiri di atas batu dan bercerita tentang apa
kami telah melihat. Ketika Fazlullah ada tidak lebih sekolah perjalanan. Gadis-gadis tidak seharusnya menjadi
terlihat di luar.