Chrysophyllum cainito L. (Sapotacea

Chrysophyllum cainito L. (Sapotaceae) or star apple is locally known as kenitu in Indonesia. The plants are
grown commercially in certain tropical and subtropical areas, such as southern Florida. It has been used as
traditional remedy for laryngitis with inflammation, pneumonia, and diabetes mellitus (Morton, 1987). The
decoction has empirical effect as an astringent and it is widely used to treat diarrhea, fever, and venereal disease in
eastern Nicaragua (Coee & Anderson, 1996). Luo et al. (2002) identified nine polyphenolic antioxidants of C.
cainito fruit, namely: (+)-catechin, (-)-epicatechin, (+)-gallocatechin, (-)-epigallocatechin, quercetin, quercitrin,
isoquercitrin, myricitrin, and gallic acid. Another content of its fruits is cyanidin-3-O-β-glucopyranoside, an
anthocyanin antioxidant (Einbond et al., 2004). C. cainito leaves contain triterpene antioxidants, include β-amyrin
acetate and gentistic acid (Lopez, 1983; Griffiths, 1959).

Results (Indonesian) 1:

Sawo duren L. (Sapotaceae) atau bintang apple dikenal secara lokal sebagai kenitu di Indonesia. Tanaman yangtumbuh komersial di daerah tropis dan subtropis tertentu, seperti Florida Selatan. Itu telah digunakan sebagaiobat tradisional untuk laringitis dengan peradangan, radang paru-paru dan penyakit diabetes melitus (Morton, 1987). Therebusan berpengaruh empiris sebagai astringen dan hal ini banyak digunakan untuk mengobati diare, demam, dan penyakit kelaminTimur Nikaragua (Coee & Anderson, 1996). Luo et al. (2002) mengidentifikasi sembilan antioksidan polifenol c.Duren buah, yaitu: (+)-catechin, (-)-epicatechin, (+)-gallocatechin, (-)-epigallocatechin, quercetin, quercitrin,isoquercitrin, myricitrin, dan asam galat. Isi lain buahnya cyanidin-3-O-β-glucopyranoside,anthocyanin antioksidan (Einbond et al., 2004). C. Duren daun mengandung antioksidan triterpin, termasuk β-amyrinasetat dan gentistic asam (Lopez, 1983; Griffiths, 1959).

Results (Indonesian) 2:

Sawo cainito L. (Sapotaceae) atau bintang apel lokal dikenal sebagai kenitu di Indonesia. Tanaman
ditanam secara komersial di daerah tropis dan subtropis tertentu, seperti Florida selatan. Telah digunakan sebagai
obat tradisional untuk laringitis dengan peradangan, pneumonia, dan diabetes mellitus (Morton, 1987). The
rebusan memiliki efek empiris sebagai zat dan secara luas digunakan untuk mengobati diare, demam, dan penyakit kelamin di
Nikaragua timur (Coee & Anderson, 1996). Luo et al. (2002) mengidentifikasi sembilan antioksidan polifenol C.
cainito buah, yaitu: (+) - katekin, (-) - epicatechin, (+) - gallocatechin, (-) - epigallocatechin, quercetin, quercitrin,
isoquercitrin, myricitrin, dan asam gallic . Konten lain dari buah-buahan adalah cyanidin-3-O-β-glucopyranoside, sebuah
antioksidan antosianin (Einbond et al., 2004). C. Daun cainito mengandung antioksidan triterpen, termasuk β-Amirin
asetat dan asam gentistic (Lopez, 1983; Griffiths, 1959).