During most of the study, NM was si

During most of the study, NM was significantly greaterin the mat soils than in adjacent nonmat soils. This may be another reflection of the input of energy by the tree that supports an elevated population of soil organisms, thus immobilizing N. In Myrold's (1987) study, the mean CF:Nm ratio was 10.5 (range 6.7-14.3), which was close to the mean ratio we observed in nonmat soils (13.0; range 6.7-24). In contrast to this, the mean ratio in the mat soils was 36.6(range 22-61.5, Table 1).

Results (Indonesian) 1:

selama sebagian besar penelitian, nm signifikan greaterin tanah tikar daripada di tanah nonmat berdekatan. ini mungkin refleksi lain dari masukan energi dengan pohon yang mendukung populasi tinggi dari organisme tanah, sehingga melumpuhkan n. di (1987) studi myrold ​​itu, rata-rata cf: rasio nm adalah 10,5 (kisaran 6,7-14,3), yang dekat dengan rasio rata-rata yang kami amati dalam tanah nonmat (13,0; kisaran 6.7-24). berbeda dengan ini, rasio rata-rata di tanah tikar adalah 36,6 (kisaran 22-61,5, tabel 1).

Results (Indonesian) 2:

Selama sebagian besar studi, NM adalah signifikan greaterin tikar soils daripada di nonmat berdekatan tanah. Ini mungkin merupakan pencerminan lain dari masukan dari energi oleh pohon yang mendukung populasi yang ditinggikan organisme tanah, dengan demikian melumpuhkan N. Dalam Myrold's studi (1987), rasio berarti CF:Nm adalah 10.5 (kisaran 6.7-14,3), yang dekat dengan rasio berarti kami mengamati di tanah nonmat (13.0; berbagai 6.7-24). Berbeda dengan ini, rasio berarti dalam tanah mat adalah 36.6 (berkisar 22-61,5, tabel 1).