Chrysophyllum albidum ROOT The root

Chrysophyllum albidum
ROOT
The roots of
Chrysophyllum albidum
is located deep into the soil. When
uprooted, the outermost covering is brownish in col
our and when
wounded, white gelatinous exudates are seen. The ba
rk of the root is
glossy, smooth, thin and leathery and adheres tight
ly to the inner rind (6 –
12.5 mm) thick.
In the Southern Nigeria, the roots and stem barks a
re employed in urinary
related infections.
A decoction of the rind is taken as a pectoral and
the tannin-rich,
astringent root bark is used as a tonic and stimula
nt, and is taken to halt
diarrhea, dysentery and hemorrhages, and as a treat
ment of gonorrhea and
“catarrh of the bladder” (Morton, 1987) (Plate 4).

Results (Indonesian) 1:

Sawo albidum AKAR Akar Sawo albidum terletak jauh di dalam tanah. Kapan tumbang, penutup terluar kecoklatan di colkami dan ketika pohon agar-agar terluka, putih terlihat. BaRK akar adalah glossy, halus, tipis dan kasar dan berpegang ketatTC untuk kulit batin (6-12.5 mm) tebal. Di Selatan Nigeria, akar dan batang menggonggongkembali bekerja di urin terkait infeksi. Sebuah rebusan kulit diambil sebagai dada dan Tanin-kaya, akar zat kulit digunakan sebagai tonik dan stimulaNT, dan dibawa untuk menghentikan diare, disentri dan perdarahan, dan sebagai memperlakukanbangan gonore dan "radang selaput lendir hidung kandung kemih" (Morton, 1987) (piring 4).

Results (Indonesian) 2:

Sawo albidum
ROOT
Akar
Sawo albidum
terletak jauh ke dalam tanah. Ketika
tumbang, yang meliputi terluar kecoklatan di col
kami dan ketika
terluka, eksudat agar-agar putih terlihat. Ba
rk dari akar adalah
mengkilap, halus, tipis dan kasar dan mematuhi ketat
ly ke kulit bagian dalam (6 -
. 12,5 mm) tebal
Di Nigeria Selatan, akar dan batang menyalak sebuah
re digunakan dalam urin
infeksi terkait.
Sebuah ramuan dari kulit yang diambil sebagai dada dan
tannin-kaya,
zat kulit akar digunakan sebagai tonik dan stimula
nt, dan diambil untuk menghentikan
diare, disentri dan pendarahan, dan sebagai hadiah
ment gonore dan
"radang selaput lendir hidung dari kandung kemih "(Morton, 1987) (Plat 4).