Birth asphyxia is defined by the Wo

Birth asphyxia is defined by the World Health Organization as “the failure to initiate and sustain
breathing at birth.”1 Accurate estimates of the proportion of neonatal mortality due to birth
asphyxia are limited by the lack of a consistent definition for use in community-based settings
and the absence of vital registration in communities where the majority of neonatal deaths
occur. Hospital-based studies in Nepal2 and South Africa3 estimated that birth asphyxia
accounted for 24% and 14% of perinatal mortality, respectively. However, these may
substantially underestimate the burden in rural areas, where early deaths, most of which occur
at home, are more likely to be under-reported.4 In rural regions of Uttar Pradesh5 and
Maharashtra6 states of India, 23% and 25% of neonatal mortality was attributed to birth
asphyxia, respectively. Globally, hypoxia of the newborn (“birth asphyxia”) or the fetus (“fresh
stillbirth”) is estimated to account for 23% of the 4 million neonatal deaths7 and 26% of the
3.2 million stillbirths each year.8, 9 An estimated 1 million children who survive birth asphyxia
live with chronic neuro-developmental morbidities, including cerebral palsy, mental
retardation, and learning disabilities

Results (Indonesian) 1:

Kelahiran asphyxia didefinisikan oleh World Health Organization sebagai "kegagalan untuk memulai dan mempertahankanpernapasan di kelahiran." 1 akurat memperkirakan proporsi neonatal kematian karena kelahiranasphyxia dibatasi oleh kurangnya definisi yang konsisten untuk digunakan dalam pengaturan berbasis masyarakatdan tidak adanya penting bergabung dalam komunitas dimana mayoritas kematian bayiterjadi. Studi berbasis rumah sakit di Nepal2 dan Africa3 Selatan diperkirakan bahwa asphyxia kelahiranmenyumbang 24% dan 14% kematian perinatal, masing-masing. Namun, ini mungkinsecara substansial meremehkan beban di daerah pedesaan, mana awal kematian, sebagian besar yang terjadidi rumah, lebih cenderung menjadi di bawah reported.4 di daerah pedesaan Uttar Pradesh5 danMaharashtra6 negara India, 23% dan 25% kematian neonatal diatribusikan kepada kelahiranasphyxia, masing-masing. Secara global, hipoksia bayi ("kelahiran asphyxia") atau janin ("segarUmum") diperkirakan untuk memperhitungkan 23% dari deaths7 neonatal 4 juta dan 26% dari3,2 juta stillbirths setiap year.8, 9 perkiraan 1 juta anak-anak yang bertahan asphyxia kelahiranhidup dengan kronis komorbid neuro-pembangunan, termasuk cerebral palsy, mentalketerbelakangan, dan ketidakmampuan belajar

Results (Indonesian) 2:

Lahir asfiksia didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai "kegagalan untuk memulai dan mempertahankan
pernapasan saat lahir." 1 perkiraan akurat dari proporsi kematian neonatal karena lahir
asfiksia dibatasi oleh kurangnya definisi yang konsisten untuk digunakan dalam masyarakat berbasis pengaturan
dan tidak adanya registrasi vital dalam masyarakat dimana mayoritas kematian neonatal
terjadi. Studi berbasis rumah sakit di Nepal2 dan Selatan Africa3 memperkirakan bahwa asfiksia lahir
menyumbang 24% dan 14% kematian perinatal, masing-masing. Namun, ini mungkin
secara substansial meremehkan beban di daerah pedesaan, di mana awal kematian, yang sebagian besar terjadi
di rumah, lebih mungkin berada di bawah-reported.4 Di daerah pedesaan Uttar Pradesh5 dan
Maharashtra6 negara bagian India, 23% dan 25% kematian neonatal disebabkan kelahiran
asfiksia, masing-masing. Secara global, hipoksia dari bayi baru lahir ( "asfiksia lahir") atau janin ( "segar
lahir mati") diperkirakan untuk memperhitungkan 23% dari 4 juta neonatal deaths7 dan 26% dari
3,2 juta bayi lahir mati setiap year.8, 9 Sebuah perkiraan 1 juta anak-anak yang bertahan hidup asfiksia lahir
hidup dengan morbiditas kronis neuro-perkembangan, termasuk cerebral palsy, mental
retardasi, dan ketidakmampuan belajar