Written accounts of various claims

Written accounts of various claims over Manggarai only begin in the seventeenth century, by which time both Goa and Bima had become Islamic
Sultanates. The extensive borrowing of vocabulary from the language of Makassar,
however, none of which has Islamic roots, suggests a much earlier, pre-Islamic influence.6
Goa, after its ruler converted to Islam in 1605, became a powerful force throughout
eastern Indonesia, gaining also control over Bima, and forcing their king to convert as
well.7 Initially Bimanese historical records report that the "land of Manggarai" was given
as a gift to the Bimanese Sultan by the Sultan of Goa in 1072 A.H. (1658 A.D.)8 Bima
was still a dependency of Goa at that time. When the Dutch conquered Goa, the 1667
Treaty of Bongaya freed Bima from Goanese control; later Dutch East India Company
contracts also put Manggarai in Bimanese hands.9 But many Goanese refugees swarmed
to Flores after defeat by the Dutch, among them royals and nobles.10 These refugees
attempted through both peaceful and non-peaceful means to maintain control over parts
of western Flores in the face of Bimanese domination, and the rivalry between Bimanese
and Goanese to control of parts of Manggarai lasted into the nineteenth century.11

Results (Indonesian) 1:

Tertulis account berbagai klaim atas Manggarai hanya dimulai pada abad ketujuh belas, pada saat mana Goa dan Bima telah menjadi IslamKesultanan. Luas meminjam kosakata dari bahasa Makassar,Namun, tidak ada yang memiliki akar Islam, menunjukkan influence.6 sebelumnya, pra-IslamGoa, setelah pemerintahnya masuk Islam pada tahun 1605, menjadi kekuatan yang kuat di seluruhIndonesia Timur, mendapatkan juga kontrol atas Bima, dan memaksa mereka raja untuk mengkonversi sebagaiWell.7 awalnya Bima sejarah mencatat laporan bahwa "tanah Manggarai" diberikansebagai hadiah kepada Sultan Bima oleh Sultan Goa tahun 1072 h. (1658 m) 8 Bimaitu masih ketergantungan dari Goa pada waktu itu. Ketika Belanda menaklukkan Goa, 1667Perjanjian Bongaya dibebaskan Bima dari kontrol Goanese; kemudian perusahaan India Timur Belandakontrak juga menempatkan Manggarai dalam hands.9 Bima tetapi banyak Goanese pengungsi mengerumuniFlores setelah mengalahkan oleh Belanda, kalangan bangsawan mereka dan nobles.10 para pengungsi tersebutberusaha melalui cara-cara damai dan bebas-damai untuk mempertahankan kendali atas bagianFlores Barat dalam menghadapi dominasi Bima, dan persaingan antara suku Bimadan Goanese untuk mengontrol bagian-bagian dari Manggarai berlangsung ke century.11 kesembilan belas

Results (Indonesian) 2:

Catatan tertulis dari berbagai klaim lebih Manggarai hanya dimulai pada abad ketujuh belas, saat kedua Goa dan Bima telah menjadi Islam
kesultanan. Peminjaman luas kosakata dari bahasa Makassar,
namun, tidak ada yang memiliki akar Islam, menunjukkan jauh lebih awal, influence.6 pra-Islam
Goa, setelah penguasa yang masuk Islam di tahun 1605, menjadi kekuatan yang kuat di seluruh
Indonesia timur, mendapatkan juga kontrol atas Bima, dan memaksa raja mereka untuk mengkonversi sebagai
well.7 melaporkan catatan sejarah Awalnya Bima bahwa "tanah Manggarai" diberikan
sebagai hadiah kepada Bima Sultan oleh Sultan Goa di 1072 AH (1658 AD) 8 Bima
masih ketergantungan dari Goa pada waktu itu. Ketika Belanda menaklukkan Goa, yang 1667
Perjanjian Bongaya dibebaskan Bima dari kontrol Goanese; kemudian Belanda East India Company
kontrak juga menempatkan Manggarai di hands.9 Bima Tapi banyak pengungsi Goanese menyerbu
ke Flores setelah kekalahan oleh Belanda, di antaranya bangsawan dan nobles.10 pengungsi ini
berusaha melalui kedua cara damai dan non-damai untuk mempertahankan kontrol atas bagian
Flores Barat dalam menghadapi dominasi Bima, dan persaingan antara Bima
dan Goanese untuk mengendalikan bagian dari Manggarai berlangsung ke dalam century.11 kesembilan belas