4.3. Brand personalityCulture influe

4.3. Brand personality

Culture influences brand personality dimensions (Sung and Tinkham, 2005), so this study turns to the brand personality scale of Ambroise (2006), which reflects the same French context. This scale, which achieves good reliability and validity across product categories and brands, consists of 23 adjectives (e.g., introverted, warm, affectionate, sophisticated) and contains five dimensions (agreeability, conscientiousness, sophistication, fallaciousness, and introversion). The dimensionality of the brand personality construct does not exclude the use of a global measurement to indicate brand personality's valence. Analogous to the framework of Allport (1961), which introduces the concept of a ‘whole personality,’ brand personality in this study, as represented by a revealed second-order factor, stands for a general evaluation of the anthropomorphic inferences that consumers develop toward the brand. Brakus et al. (2009) similarly adopt a second-order conceptualization of brand personality that influences loyalty and satisfaction positively.

Results (Indonesian) 1:

4.3. merek kepribadianBudaya influences merek kepribadian dimensi (Sung dan Tinkham, 2005), sehingga studi ini ternyata dengan merek kepribadian skala Ambroise (2006), reflects yang konteks Perancis yang sama. Skala ini, yang mencapai baik kehandalan dan keabsahan seluruh kategori produk dan merek terdiri dari kata sifat 23 (misalnya, tertutup, hangat, penuh kasih sayang, canggih) dan berisi dimensi five (agreeability, membangun kesadaran, kecanggihan, fallaciousness, dan orang). Dimensi membangun kepribadian merek tidak mengecualikan penggunaan pengukuran global untuk menunjukkan merek kepribadian valence. Analog dengan rangka Allport (1961), yang memperkenalkan konsep 'seluruh kepribadian', merek kepribadian dalam studi ini, seperti yang digambarkan oleh urutan kedua faktor mengungkapkan, singkatan dari evaluasi umum dari kesimpulan antropomorfik yang mengembangkan konsumen terhadap merek. Brakus et al. (2009) mengadopsi urutan kedua konseptualisasi dari merek kepribadian yang influences loyalitas dan kepuasan positif.

Results (Indonesian) 2:

4.3. Kepribadian merek

Budaya memengaruhi brand dimensi kepribadian (Sung dan Tinkham, 2005), sehingga penelitian ini ternyata dengan skala kepribadian merek Ambroise (2006), yang kembali fl proyek-konteks Perancis yang sama. Skala ini, yang mencapai keandalan yang baik dan validitas seluruh kategori produk dan merek, terdiri dari 23 kata sifat (misalnya, introvert, hangat, penuh kasih sayang, canggih) dan berisi lima dimensi (agreeability, conscientiousness, kecanggihan, kesalahan, dan introversi). Dimensi dari kepribadian merek konstruksi tidak mengecualikan penggunaan pengukuran global untuk menunjukkan valensi kepribadian merek ini. Analog dengan kerangka Allport (1961), yang memperkenalkan konsep 'seluruh kepribadian,' kepribadian merek dalam penelitian ini, yang diwakili oleh faktor orde kedua mengungkapkan, singkatan evaluasi umum dari kesimpulan antropomorfik bahwa konsumen mengembangkan ke arah merek. Brakus et al. (2009) juga mengadopsi konsep orde kedua dari kepribadian merek yang memengaruhi loyalitas dan kepuasan positif.