Phytoremediation (bioremediation th

Phytoremediation (bioremediation that involves the use of plants) is widely used for the remediation of soils polluted with heavy metals (Ebbs et al., 1997; Bani et al., 2007). However, it can also be used to remediate soils polluted with organic pollutants (Aprill and Sims, 1990; Chaineau et al., 2000). Plants use various mechanisms for the remediation of polluted soils. Some of these mechanisms involve the accumulation of pollutants by plant structures (phytoextraction); reduction in pollutant mobility/bioavailability (phytostabilization); release of pollutants/metabolites into the atmosphere (phytovolatilization) and degradation of pollutants (phytodegradtion and rhizodegradation). Whichever mechanism is employed, complete remediation of polluted soils via phytoremediation takes a considerable amount of time to be accomplished (McCutcheon and Schnoor, 2003

Results (Indonesian) 1:

fitoremediasi (bioremediasi yang melibatkan penggunaan tanaman) secara luas digunakan untuk remediasi tanah tercemar dengan logam berat (surut et al, 1997;.. bani et al, 2007). Namun, hal itu juga dapat digunakan untuk memulihkan tanah tercemar dengan polutan organik (aprill dan sims, 1990; chaineau et al, 2000.). tanaman menggunakan berbagai mekanisme untuk remediasi tanah tercemar.beberapa mekanisme ini melibatkan akumulasi polutan oleh struktur tanaman (phytoextraction), pengurangan polutan mobilitas / bioavailabilitas (phytostabilization); pelepasan polutan / metabolit ke atmosfer (phytovolatilization) dan degradasi polutan (phytodegradtion dan rhizodegradation). mekanisme mana yang digunakan,remediasi tanah tercemar lengkap via fitoremediasi membutuhkan cukup banyak waktu untuk diselesaikan (McCutcheon dan Schnoor 2003

Results (Indonesian) 2:

Fitoremediasi (bioremediasi yang melibatkan penggunaan tanaman) yang banyak digunakan untuk remediasi tanah yang tercemar dengan logam berat (Ebbs et al., 1997; Bani et al., 2007). Namun, itu juga dapat digunakan untuk memulihkan tanah yang tercemar dengan polutan organik (Aprill dan Sims, 1990; Chaineau et al., 2000). Tanaman menggunakan berbagai mekanisme untuk remediasi tanah tercemar. Beberapa mekanisme ini melibatkan akumulasi polutan oleh struktur tanaman (phytoextraction); pengurangan polusi mobilitas/ketersediaanhayati (phytostabilization); pelepasan polutan metabolit ke atmosfer (phytovolatilization) dan degradasi polutan (phytodegradtion dan rhizodegradation). Mekanisme mana yang digunakan, lengkap remediasi tanah tercemar melalui fitoremediasi membutuhkan banyak waktu untuk dicapai (McCutcheon dan Schnoor, 2003