5.3 “Tepung Tawar”: Strengthen Soci

5.3 “Tepung Tawar”: Strengthen Social Cohesion Every race, society and community culturally requires solid social conditions. The availability of social and community adhesiveness can help achieve harmony as required by all parties in life. According to Wicaksono and MulyaAmri (2008:18), there are several methods used to measure social adhesiveness in a society. They are: first, whether anyone is feeling isolated or being part of the community. This corresponds to the presence of values and common identity among community members. Second, whether there is equality (inclusion) or inequality (exclusion) of each community member, particularly in the case of opportunity and access of various resources, employment and social services / public. In this case the factors of economic justice, for example in the form of income distribution, which is an important factor to observe social adhesiveness.

Results (Indonesian) 1:

5.3 "jamuan": memperkuat kohesi sosial setiap ras, masyarakat dan komunitas budaya memerlukan kondisi sosial yang padat. Ketersediaan kelengketan sosial dan masyarakat dapat membantu mencapai keselarasan yang diperlukan oleh semua pihak dalam hidup. Menurut Wicaksono dan MulyaAmri (2008:18), ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur kelengketan sosial dalam masyarakat. Mereka adalah: pertama, apakah orang merasa terisolasi atau menjadi bagian dari masyarakat. Hal ini terkait dengan adanya nilai-nilai dan identitas umum anggota masyarakat. Kedua, Apakah ada persamaan (inklusi) atau ketidaksetaraan (pengecualian) masing-masing anggota masyarakat, terutama dalam hal peluang dan akses berbagai sumber daya, pekerjaan, dan pelayanan sosial / umum. Dalam hal ini faktor keadilan ekonomi, misalnya dalam bentuk distribusi pendapatan, yang merupakan faktor penting untuk mengamati kelengketan sosial.

Results (Indonesian) 2:

5.3 "Tepung Tawar": Memperkuat Kohesi sosial Setiap ras, masyarakat dan komunitas budaya memerlukan kondisi sosial yang solid. Ketersediaan kelengketan sosial dan masyarakat dapat membantu mencapai keselarasan seperti yang dipersyaratkan oleh semua pihak dalam hidup. Menurut Wicaksono dan MulyaAmri (2008: 18), ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur kelengketan sosial dalam masyarakat. Mereka adalah: pertama, apakah ada yang merasa terisolasi atau menjadi bagian dari masyarakat. Hal ini terkait dengan adanya nilai-nilai dan identitas bersama di antara anggota masyarakat. Kedua, apakah ada kesetaraan (inklusi) atau ketidaksetaraan (pengecualian) dari masing-masing anggota masyarakat, terutama dalam hal kesempatan dan akses berbagai sumber daya, pekerjaan dan pelayanan sosial / masyarakat. Dalam hal ini faktor keadilan ekonomi, misalnya dalam bentuk distribusi pendapatan, yang merupakan faktor penting untuk mengamati kelengketan sosial.