3. On Charging The General Attorney

3. On Charging
The General Attorney charged the defendant of having violated the Article 5 point c juncto Article 16 verse (1) of the Aceh CanonQanun Number 6 Year 2014 regarding jinayatjinayat law. Article 5 point c stipulates that any jarimahjarimah (breaking Islamic Criminal law) action perpetrated by a person whose religion is not Islam in Aceh where the action is not regulated in KUHP (the Book of Criminal Law) or not regulated under the provisions other than KUHP is regulated under this CanonQanun. Article 16 verse (1) stipulates "Any person who intentionally produces, stores, collects, sells, or imports alcoholic drinkalcoholic-drink, is respectively charged with the punishment of ta'zir (caning) at most 60 (sixty) times or being fined at most 600 (six hundred) grams of pure gold, or imprisonment the longest for 60 (sixty) months. .
Legal terms or the jinayatjinayat delict that is not regulated under the KUHP, and any legal products other than KUHP is considered to comply with JinayatJinayat CanonQanun. Thus, the Syaria Court has the authority to prosecute the case. The verdict number 0001/JN/2016/MS-Tkn, dated on 18th March, 2016 contains the term "khamarkhamar" which is mentioned 10 times. The word "khamarkhamar " is not recognized in the KUHP and Criminal Law products other than KUHP. Therefore, it is sufficiently reasonable for the Sharia Court of Takengon to execute the prosecution of the case. The canonqanun is intended to make Aceh secured and sterile from the actions of khamarkhamar storing, selling, producing, and drinking within the Aceh territory by both the Muslims and the non-Muslims. The khamarkhamar prohibition is in line with the tenets of the major world religions, public concerns, and community conduct.
The case is also related to issues of security and tranquillity for the community in general. The neighbourhood community feels uncomfortable if khamarkhamar is sold publicly. Therefore, the community objects to the presence of khamarkhamar and drunken persons. Acehnese people are a communal society. They are people who live together and are interdependent on one another . They do not feel comfortable seeing disorderliness or violation against moral conducts because orderliness has long been observed by the community in the territory.

4. On JinayatJinayat Delict

Results (Indonesian) 2:

3. Pada Pengisian
Umum Jaksa menuntut terdakwa telah melanggar Pasal 5 huruf c juncto Pasal 16 ayat (1) dari Aceh CanonQanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang hukum jinayatjinayat. Pasal 5 huruf c menyatakan bahwa setiap jarimahjarimah (melanggar hukum Pidana Islam) tindakan yang dilakukan oleh orang yang agamanya bukan Islam di Aceh dimana tindakan tersebut tidak diatur dalam KUHP (Kitab Hukum Pidana) atau tidak diatur dalam ketentuan selain KUHP diatur dalam CanonQanun ini. Pasal 16 ayat (1) menyebutkan "Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi, menyimpan, mengumpulkan, menjual, atau impor alkohol drinkalcoholic-minum, yang masing-masing diisi dengan hukuman ta'zir (merotan) paling 60 (enam puluh) kali atau didenda paling 600 (enam ratus) gram emas murni, atau penjara paling lama 60 (enam puluh) bulan..
istilah hukum atau delik jinayatjinayat yang tidak diatur dalam KUHP, dan produk hukum selain KUHP dianggap mematuhi JinayatJinayat CanonQanun. dengan demikian, Syariah Mahkamah berwenang untuk mengadili kasus ini. jumlah putusan 0001 / JN / 2016 / MS-TKN, tanggal 18 Maret 2016 berisi istilah "khamarkhamar" yang disebutkan 10 kali. kata " khamarkhamar "tidak diakui dalam KUHP dan produk Hukum Pidana selain KUHP. Oleh karena itu, cukup wajar untuk Pengadilan Syariah Takengon untuk melaksanakan penuntutan kasus. canonqanun ini dimaksudkan untuk membuat Aceh aman dan steril dari tindakan khamarkhamar menyimpan, menjual, memproduksi, dan minum di dalam wilayah Aceh baik oleh Muslim dan non-Muslim. The khamarkhamar larangan ini sejalan dengan ajaran agama-agama besar dunia, keprihatinan publik, dan perilaku masyarakat.
Kasus ini juga terkait dengan isu-isu keamanan dan ketenangan bagi masyarakat pada umumnya. Masyarakat sekitar merasa tidak nyaman jika khamarkhamar dijual untuk umum. Oleh karena itu, masyarakat keberatan dengan kehadiran khamarkhamar dan orang mabuk. Masyarakat Aceh adalah masyarakat komunal. Mereka adalah orang-orang yang hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain. Mereka tidak merasa nyaman ketidakteraturan lihat atau pelanggaran terhadap perilaku moral karena ketertiban telah lama diamati oleh masyarakat di wilayah itu.

4. Pada JinayatJinayat delik