Results (
Indonesian) 1:
[Copy]Copied!
PENGENALANRemaja adalah periode pembangunan sosial dan psikologis yang mana kesadaran sosial dan perilaku mengalami perubahan mendalam (Brown, 2004; Eisenberg & Morris, 2004). Serta perubahan tingkat hormon dan lingkungan sosial, penyebab lain kemungkinan perubahan-perubahan dalam perilaku sosial bisa perkembangan anatomi di wilayah otak yang terlibat dalam kognisi sosial, termasuk korteks prefrontal medial (MPFC), korteks temporal superior dan persimpangan temporo-parietal Obligasi (TPJ) (Shaw et al., 2008; Gogtay et al., 2004; Giedd et al., 1999; Sowell et al., 1999). Selain itu, sejumlah neuroimaging fungsional studi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas dalam daerah otak yang berhubungan dengan perubahan kognisi sosial antara remaja dan dewasa (Blakemore, den Ouden, Choudhury, & Frith, 2007; Moriguchi, Ohnishi, Mori, Matsuda, & Komaki, 2007; Pfeifer, Lieberman, & Dapretto, 2007; Wang, Lee, Sigman, & Dapretto, 2006; Lihat Blakemore, 2008 untuk suatu meta-analisis). Perkembangan neuroimaging fungsional studi ini sebelumnya telah berfokus pada aktivitas saraf yang terkait dengan atribusi keadaan mental seperti niat dan keyakinan ("mentalizing"). Studi fMRI saat ini dirancang untuk menyelidiki Apakah perubahan perkembangan serupa dalam pola aktivasi terjadi untuk mentalizing dalam konteks emosional. Untuk tujuan ini, kami meneliti perubahan dalam aktivitas otak antara remaja dan dewasa selama pemrosesan sosial emosi. Emosi sosial didefinisikan di sini sebagai emosi yang memerlukan gambaran keadaan mental. Contoh ini adalah rasa malu, rasa bersalah, malu, dan kebanggaan. Untuk merasa malu, misalnya, Anda harus mewakili orang lain keyakinan bahwa Anda telah bertindak bodoh. Sebaliknya, emosi dasar seperti jijik dan ketakutan hanya memerlukan kesadaran sendiri somatik negara.
Being translated, please wait..
