The extremes of juiciness are dryne

The extremes of juiciness are dryness and succulence. Modern
meat is occasionally criticized for its lack of succulence and this is
attributed to either poor WHC or low levels of intramuscular or
marbling fat. Intramuscular fat has tended to be reduced with the selection
of animals for overall greater carcass leanness, particularly in pigs.
The human perceptions of tenderness and juiciness appear to be interrelated.
Juicy meat may be perceived as more tender than a similar
sample which has inherently the same texture (for example, as
measured by an instrumental shear test) but is less juicy.

Results (Indonesian) 1:

Ekstrem juiciness adalah kekeringan dan kelembapan. Moderndaging kadang-kadang dikritik karena kurangnya kelembapan dan ini adalahdikaitkan dengan WHC miskin maupun tingkat rendah intramuskular ataulemak marmer. Lemak intramuskular cenderung berkurang dengan pilihanbinatang untuk leanness bangkai secara keseluruhan lebih besar, terutama di babi.Persepsi manusia kelembutan dan juiciness tampaknya akan saling berkaitan.Daging berair dianggap sebagai lebih lembut daripada yang serupasampel yang inheren tekstur sama (misalnya, sebagaidiukur dengan tes instrumental geser) tetapi kurang juicy.

Results (Indonesian) 2:

Ekstrem juiciness adalah kekeringan dan berair. Modern
daging kadang-kadang dikritik karena kurangnya kelembapan dan ini
dikaitkan baik tingkat WHC atau rendah miskin intramuskular atau
marbling lemak. Lemak intramuskular cenderung dikurangi dengan pemilihan
hewan untuk kerampingan bangkai keseluruhan yang lebih besar, terutama pada babi.
Persepsi manusia kelembutan dan juiciness tampaknya saling terkait.
Daging Juicy dapat dianggap lebih lembut daripada sejenis
sampel yang memiliki inheren yang tekstur yang sama (misalnya, sebagai
diukur dengan tes geser instrumental) tetapi kurang juicy.