The new Belgian kingdom was widely

The new Belgian kingdom was widely viewed as being even more of a bourgeois monarchy
than that of Louis Philippe. Belgians were stereotyped as a stolid, businessobsessed
people – a duller version of their French and Dutch former rulers. In the
coming decades of rising nationalism, Belgium, with its mixed Walloon and Flemish
population, seemed an anachronism. Ethnic strife repeatedly flared up in the country,
but its unity survived, and its capital city would eventually play a key role in the unification
of Europe after 1945.
The revolution of 1830 in France also spurred on reformers in Britain, although
reforming energies of a broader nature than those in France had been building in
Britain for some time. Robert Owen returned from the United States in 1828 to lend his
by then famous name to a nascent working-class movement, one characterized by
experiments in establishing cooperative retail stores and organizing trade unions. By
1830, several hundred such cooperatives had been established, linked in various ways
to the trade unions (striking workers and cooperative retail stores, for example, joined
hands to form non-capitalist “union shops”).

Results (Indonesian) 1:

Kerajaan Belgia baru secara luas dipandang sebagai lebih monarki borjuisdaripada Louis Philippe. Belgia yang stereotip sebagai stolid, businessobsessedorang-orang-kusam daripada pemerintahnya mantan Perancis dan Belanda. Dalamdekade mendatang meningkatnya nasionalisme, Belgia, dengan campuran Walloon dan Flemishpopulasi, tampak satu anakronisme. Perselisihan etnis berulang kali berkobar di negeri ini,Namun kesatuan Selamat, dan ibu kota nya akhirnya akan memainkan peran kunci dalam penyatuanEropa setelah 1945.Revolusi 1830 di Perancis juga didorong reformator di Britania, meskipunmereformasi energi alam lebih luas daripada yang di Perancis memiliki bangunan diBritania untuk beberapa waktu. Robert Owen kembali dari Amerika Serikat tahun 1828 untuk meminjamkan nyaNamanya kemudian terkenal untuk gerakan kelas buruh yang baru lahir, yang ditandai denganpercobaan dalam membangun toko ritel Koperasi dan pengorganisasian Serikat buruh. Olehtahun 1830, beberapa ratus seperti koperasi sudah dibentuk, terkait dengan berbagai carauntuk buruh (pekerja mogok dan toko ritel koperasi, misalnya, bergabungtangan untuk membentuk non-kapitalis "Uni toko").

Results (Indonesian) 2:

Kerajaan Belgia yang baru secara luas dipandang sebagai lebih dari monarki borjuis
daripada Louis Philippe. Belgia yang stereotip sebagai pendiam, businessobsessed
orang - versi kusam mantan penguasa Perancis dan Belanda mereka. Dalam
dekade mendatang kenaikan nasionalisme, Belgia, dengan Walloon dan Flemish campuran yang
populasi, tampak sebuah anakronisme. Perselisihan etnis berulang kali berkobar di dalam negeri,
tetapi kesatuan selamat, dan ibukota akhirnya akan memainkan peran kunci dalam penyatuan
Eropa setelah 1945.
Revolusi 1830 di Perancis juga didorong reformis di Inggris, meskipun
reformasi energi dari alam yang lebih luas daripada yang di Perancis telah membangun di
Inggris untuk beberapa waktu. Robert Owen kembali dari Amerika Serikat pada tahun 1828 untuk meminjamkan nya
dengan nama kemudian terkenal dengan gerakan buruh yang baru lahir, satu ditandai dengan
eksperimen dalam membangun toko ritel koperasi dan pengorganisasian serikat buruh. Dengan
1830, beberapa ratus koperasi tersebut telah didirikan, terkait dengan berbagai cara
untuk serikat buruh (pekerja yang mogok dan toko ritel koperasi, misalnya, bergabung
tangan untuk membentuk non-kapitalis "toko serikat").