Teacher Beliefs About the Appropria

Teacher Beliefs About the Appropriateness of TBLT for Japanese Classrooms

The statements in this section of the survey aimed to further probe teachers’ beliefs about TBLT with specific reference to the appropriateness of the approach for Japanese language learners. Perhaps unsurprisingly for such a group of teachers, many responded in agreement to the positive benefits of TBLT for students in Japan. Respondents generally agreed that TBLT addresses the needs of Japanese students (91%), is motivating (90%), engages learners’ interests (98%), improves students’ interaction skills (98%), facilitates a collaborative learning environment (97%), and develops students’ language skills (93%). A large majority (91%) also disagreed that TBLT is inappropriate for a context such as Japan where students have little opportunity outside of the classroom to use English. The vast majority of these teachers (91%) also appear to disagree with the idea that students used to a Confucian heritage teacher centered pedagogical tradition do not respond well to student-centered methods such as TBLT. Some did however note that extra support might be necessary in this area (discussed below). With such a large and varied group of both native-English speaking and native-Japanese speaking experienced teachers from different teaching contexts strongly showing support for the usefulness and effectiveness of TBLT, these findings go some way to dispelling the argument regarding the unsuitability of TBLT for students in Japan. However, and importantly for this study,

Results (Indonesian) 1:

Guru keyakinan tentang kelayakan TBLT untuk kelas JepangPernyataan dalam bagian ini dari survei untuk menyelidiki lebih lanjut guru keyakinan tentang TBLT dengan referensi khusus untuk kelayakan pendekatan untuk belajar bahasa Jepang. Mungkin tidak mengejutkan untuk kelompok tersebut guru, banyak menjawab dalam Perjanjian manfaat positif TBLT bagi siswa di Jepang. Responden umumnya setuju bahwa TBLT alamat kebutuhan mahasiswa Jepang (91%), memotivasi (90%), melibatkan peserta didik kepentingan (98%), meningkatkan keterampilan interaksi mahasiswa (98%), memfasilitasi sebuah lingkungan kolaboratif belajar (97%), dan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa (93%). Sebagian besar (91%) juga tidak setuju bahwa TBLT tidak sesuai untuk konteks seperti Jepang yang mana siswa memiliki sedikit kesempatan di luar kelas untuk menggunakan bahasa Inggris. Sebagian besar guru-guru ini (91%) juga muncul untuk tidak setuju dengan ide bahwa siswa tradisi pedagogis guru berpusat Konfusius warisan tidak merespon dengan baik untuk mahasiswa yang berpusat pada metode seperti TBLT. Beberapa namun dicatat bahwa dukungan tambahan mungkin diperlukan di daerah ini (dibahas di bawah ini). Dengan sedemikian besar dan bervariasi kelompok penduduk asli-Inggris speaking dan asli-Jepang berbicara guru-guru berpengalaman dari konteks pengajaran yang berbeda yang kuat menunjukkan dukungan untuk kegunaan dan efektivitas TBLT, temuan ini pergi beberapa cara untuk menghilangkan argumen mengenai ketidaksesuaian TBLT bagi siswa di Jepang. Namun, dan penting untuk studi ini,

Results (Indonesian) 2:

Keyakinan guru Tentang Ketepatan TBLT untuk Ruang Kelas Jepang

Laporan di bagian survei bertujuan untuk lebih menggali keyakinan guru tentang TBLT dengan referensi khusus untuk kesesuaian pendekatan untuk pelajar bahasa Jepang. Mungkin tidak mengejutkan untuk kelompok seperti guru, banyak merespon dalam perjanjian untuk manfaat positif dari TBLT untuk siswa di Jepang. Responden umumnya sepakat bahwa TBLT membahas kebutuhan mahasiswa Jepang (91%), memotivasi (90%), melibatkan peserta didik kepentingan (98%), meningkatkan siswa keterampilan interaksi (98%), memfasilitasi lingkungan belajar kolaboratif (97% ), dan mengembangkan kemampuan bahasa siswa (93%). Sebagian besar (91%) juga tidak setuju bahwa TBLT tidak pantas untuk konteks seperti Jepang di mana siswa memiliki sedikit kesempatan di luar kelas untuk menggunakan bahasa Inggris. Sebagian besar guru-guru ini (91%) juga tampak tidak setuju dengan ide bahwa siswa digunakan untuk warisan Konghucu teacher centered tradisi pedagogis tidak merespon dengan baik untuk metode yang berpusat pada siswa seperti TBLT. Beberapa Bagaimanapun dicatat bahwa dukungan ekstra mungkin diperlukan di daerah ini (dibahas di bawah). Dengan kelompok tersebut besar dan bervariasi baik asli berbahasa Inggris dan asli Jepang guru berbicara alami dari konteks pengajaran yang berbeda sangat menunjukkan dukungan untuk kegunaan dan efektivitas TBLT, temuan ini pergi beberapa cara untuk menghilangkan argumen mengenai ketidaksesuaian TBLT untuk siswa di Jepang. Namun, dan penting untuk penelitian ini,