Cold War, ca. 1945-91 Following the

Cold War, ca. 1945-91
Following the Second World War, the global balance of power shifted to two superpowers: the US and USSR. Their rivalry manifested as the Cold War (ca. 1945-91), which ended with the fall of communist Russia (see Cold War). Economically speaking, Western Europe thrived during the Cold War period, whereas the communist East stagnated. And while unrest in the Western world was generally responded to with constructive government intervention, unrest in Eastern Europe was tipycally brutally crushed. 1

Results (Indonesian) 1:

Perang dingin, ca. 1945-91 Setelah perang dunia kedua, keseimbangan kekuasaan global bergeser ke dua negara adikuasa: AS dan USSR. Persaingan mereka dinyatakan sebagai perang dingin (ca. 1945-91), yang berakhir dengan jatuhnya Komunis Rusia (Lihat perang dingin). Ekonomi berbicara, Eropa Barat berkembang selama masa perang dingin, sedangkan sebelah Timur yang Komunis stagnasi. Dan sementara kerusuhan di dunia Barat umumnya menanggapi dengan intervensi pemerintah konstruktif, kerusuhan di Eropa Timur tipycally brutal hancur. 1

Results (Indonesian) 2:

Perang Dingin, ca. 1945-1991
Setelah Perang Dunia Kedua, keseimbangan kekuatan global bergeser ke dua negara adidaya: Amerika Serikat dan Uni Soviet. Persaingan mereka dinyatakan sebagai Perang Dingin (ca. 1945-1991), yang berakhir dengan jatuhnya Rusia komunis (lihat Perang Dingin). Secara ekonomi, Eropa Barat berkembang selama periode Perang Dingin, sedangkan Timur komunis mengalami stagnasi. Dan sementara kerusuhan di dunia Barat pada umumnya merespons dengan intervensi pemerintah yang konstruktif, kerusuhan di Eropa Timur itu tipycally brutal hancur. 1