ConclusionI can sympathize with som

Conclusion

I can sympathize with someone who is jealous over their mate or their friend when someone or something is competing for their affections just God does, however envy is not exactly like jealousy because when we envy what someone else has or their power, money, or position, we are telling God that we are not satisfied with what we have. If you have the predisposition of jealousy or envy, you are not alone. The human heart is bent toward material things and lusts of the heart. God is the only one Who can change the human heart (Prov 21:1). When a person is born again, their desires change and they begin to long for the things of God, they eagerly look for Jesus’ return, and they earnestly look for the end of this sinful, wicked world. That time is coming. Where will you stand on the Day of Judgment? If you are not saved by the time Jesus returns, I do not envy you at all (Rev 20:11-15).

Results (Indonesian) 2:

Kesimpulan saya dapat bersimpati dengan seseorang yang cemburu pasangan mereka atau teman mereka ketika seseorang atau sesuatu bersaing untuk kasih sayang mereka hanya Allah, bagaimanapun iri tidak persis seperti kecemburuan karena ketika kita iri apa yang orang lain memiliki atau kekuasaan, uang, atau posisi, kita mengatakan Allah bahwa kita tidak puas dengan apa yang kita miliki. Jika Anda memiliki kecenderungan kecemburuan atau iri hati, Anda tidak sendirian. Hati manusia membungkuk ke arah hal-hal materi dan nafsu hati. Allah adalah satu-satunya yang dapat mengubah hati manusia (Amsal 21: 1). Ketika seseorang dilahirkan kembali, keinginan mereka berubah dan mereka mulai merindukan hal-hal dari Allah, mereka bersemangat mencari kembalinya Yesus, dan mereka sungguh-sungguh mencari akhir berdosa, dunia yang jahat ini. Waktu yang akan datang. Di mana Anda akan berdiri di hari kiamat? Jika Anda tidak diselamatkan pada saat Yesus kembali, saya tidak iri padamu sama sekali (Wahyu 20: 11-15).